Apa Jenis Rudal AS yang Bakal Dipakai Ukraina Serang Rusia?

- Pemerintahan AS mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang Rusia lebih dalam menjelang pergantian presiden.
- Rudal ATACMS memiliki jarak jangkau hingga 300 kilometer dan telah digunakan oleh AS sejak Perang Dingin untuk menyerang target di Uni Soviet.
Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia lebih dalam, menurut dua pejabat AS yang mengetahui keputusan tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (19/11/2024), Ukraina memang berencana melakukan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari mendatang, tetapi tak dijelaskan lebih rinci di wilayah mana serangan itu akan diluncurkan.
Langkah ini diambil menjelang dua bulan Biden turun jabatan dan akan digantikan oleh Donald Trump pada 20 Januari 2025 nanti.
Meski demikian, Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri AS belum mengeluarkan komentar terkait ini.
Apa jenis rudal AS yang bakal dipakai Ukraina nanti?
1. AS izinkan Ukraina pakai rudal ATACMS
Jenis rudal AS yang bisa dipakai Ukraina untuk menyerang Rusia adalah rudal Army Tactical Missile System atau ATACMS. Rudal ini adalah rudal jarak jauh.
Rudal jenis ini sejak Perang Dingin memang sudah digunakan AS untuk menyerang target-target di Uni Soviet.
Rudal ATACMS ini bisa menjangkau hingga 300 kilometer. Ketika rudal ini diluncurkan, dia bisa langsung meluncur jauh setelah itu akan menukik tajam ke arah target. Sebelumnya, target sudah dibidik terlebih dahulu menggunakan GPS yang ada di dalamnya.
2. Ukraina juga mau akhiri perang dengan diplomasi

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan, pihaknya kini berupaya mengakhiri perang pada tahun depan dengan jalan diplomasi. Langkah ini diambil setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS beberapa waktu lalu.
"Dari pihak kami, kami harus melakukan segalanya agar perang ini berakhir tahun depan, berakhir melalui cara diplomatik," kata Zelenskyy.
Meski begitu, Zelenskyy mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin enggan berdamai. Ia mengatakan, Moskow kini lebih memilih untuk berunding sambil terus bertempur.
3. Rusia terbuka untuk negosiasi

Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Gatilov, pada Kamis mengatakan, pihaknya siap berdamai dengan Ukraina, asalkan diprakarasi oleh Trump
"Trump berjanji untuk menyelesaikan krisis Ukraina dalam semalam. Oke, mari kita bersikap realistis. Tentu saja bahwa ini tidak akan pernah terjadi. Namun jika dia memulai atau menyarankan sesuatu untuk memulai proses politik, itu disambut baik," ucap Gatilov.
Ia mengatakan, negosiasi semacam itu perlu didasarkan pada realita di lapangan. Gatilov juga menggambarkan Ukraina berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut.