Armenia Janji Tak Akan Biarkan Putin Ditangkap

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Parlemen Armenia, Hakob Arshakyan, berjanji tidak akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin jika berkunjung ke negaranya. Komentar itu menanggapi rencana Armenia mengikuti kebijakan ICC (International Criminal Court).
Pekan lalu, Rusia sudah memperingatkan Armenia terkait rencana mereka mengikuti Statuta Roma yang dikeluarkan ICC. Kremlin juga mengungkapkan bahwa akan ada konsekuensi buruk yang diterima Armenia jika menyetujui kebijakan tersebut.
1. Armenia tidak ingin Putin ditangkap
Arshakyan menekankan, pemerintah Armenia tidak akan menahan Presiden Putin berkaitan dengan penegakan aturan Statuta Roma yang diberlakukan ICC, ketika menginjakkan kaki di negaranya.
"Sebenarnya, partai penguasa Armenia dan jajarannya tidak menginginkan atau berintensi untuk melakukannya. Pemberlakuan Statuta Roma tidak akan memengaruhi hubungan bilateral kedua negara," tutur Arshakyan, dikutip Novaya Gazeta.
"Kesepakatan ini sudah disampaikan ke Rusia juga. Namun, itu hanyalah satu opini. Masih ada opsi lain. Satu yang jelas, yakni kami akan mendengarkan suara dari Rusia," tambahnya.
Ia juga menambahkan bahwa Armenia mengajukan banding kepada Pengadilan Konstitusi terkait peresmian Statuta Roma dalam menahan sosok penjahat perang di Nagorno-Karabakh.
2. Armenia: Putin sebaiknya tetap berada di Rusia
Pekan lalu, Wakil Parlemen Armenia Gagik Melkonyan justru menekankan, Putin dapat ditangkap apabila masuk ke negaranya. Ia pun menyarankan kepada Putin agar tidak keluar dari negaranya.
"Apabila ia pergi ke sini, maka ia harus ditangkap. Lebih baik Putin tetap berada di negaranya. Jika kita menyetujui ini, maka kita harus mengikuti obligasi itu. Biarkan Rusia menyelesaikan masalahnya dengan Ukraina," papar Melkonyan, dikutip Business Insider.
Sementara itu, pemerintah Hungaria yang juga menandatangani Statuta Roma dari ICC mengungkapkan tidak akan menahan Putin jika nantinya ia berkunjung ke negaranya.
3. Rusia larang impor produk susu Armenia
Pada Jumat (31/3/2023), Rusia resmi memberlakukan larangan impor produk susu dari Armenia karena disinyalir ada masalah kesehatan. Rosselkhoznadzor menyebut, perusahaan olahan susu Armenia menggunakan susu dari Iran dan bahan mentah yang dilarang di Rusia.
Dilansir RFE/RL, juru bicara Badan Keamanan Pangan Armenia mengungkapkan, bahan mentah dari Iran aman untuk dikonsumsi.
"Petugas Rosselkhoznadzor sudah menginspeksi sejumlah perusahaan produk susu olahan Armenia pekan lalu. Mereka tidak mendeteksi adanya masalah yang membahayakan nyawa dan berdampak pada kesehatan," paparnya.
Keputusan ini diduga datang akibat buruknya hubungan Rusia-Armenia dalam beberapa hari terakhir. Terutama setelah Armenia berinisiatif untuk mengikuti aturan Statuta Roma dari ICC untuk menangkap Presiden Putin.