Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Zelenskyy: AS Siapkan Rp12,4 Miliar untuk Produksi Drone Ukraina

Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)
Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)
Intinya sih...
  • AS gelontorkan dana senilai 800 juta dolar untuk produksi drone Ukraina.
  • Ukraina fokus pada peningkatan produksi senjata dalam negeri, khususnya drone untuk perang melawan Rusia.
  • Zelenskyy ungkap keinginan Ukraina membangun senjata nuklir, Putin sebut sebagai provokasi berbahaya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS) akan kembali menggelontorkan dana untuk produksi drone Ukraina. Bantuan tersebut bernilai 800 juta dolar AS (Rp12,4 milliar).

Dalam pidato malamnya, Zelenskyy mengatakan paket bantuan itu merupakan tambahan  dari paket senilai 400 juta dolar untuk senjata yang diumumkan Menteri Pertahanan AS, Lloiyd Austin, saat berkunjung ke Kiev pada Senin (21/10/2024).

"Paket terpisah sedang dipersiapkan, yaitu pendanaan 800 juta untuk produksi pesawat tak berawak Ukraina. Ukraina bersyukur atas hal ini. Kita perlu memastikan bahwa, apa pun ancaman politik di dunia, Ukraina dapat secara konsisten mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya," kata Zelenskyy, dilansir Reuters.

Sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022, Ukraina telah memfokuskan upayanya pada peningkatan produksi senjata dalam negeri, khususnya drone. Drone ini untuk digunakan dalam perang melawan Rusia.

1. Produksi drone Ukraina berkembang pesat

Ilustrasi UAV (Pixabay.com/TayebMEZAHDIA)
Ilustrasi UAV (Pixabay.com/TayebMEZAHDIA)

Zelenskyy mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan produsen senjata asing bulan ini bahwa Ukraina dapat memproduksi empat juta drone setiap tahunnya. Pihaknya juga yakin bisa dengan cepat meningkatkan produksi senjata lainnya.

Dilansir The Defense Post, dalam pertemuan tersebut Zelenskyy mengungkap bahwa Kiev telah mengontrak 1,5 juta drone pada tiga kuartal pertama tahun ini. Jumlah ini jauh melampaui target awalnya yakni satu juta drone pada tahun 2024, terutama untuk misi intelijen dan serangan.

"Beberapa tahun lalu, industri pertahanan Ukraina tampak tidak berdaya. Namun kini, industri ini tengah berupaya menjadi pemimpin, setidaknya di Eropa," kata Zelenskyy.

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Sebelum perang pecah, produksi drone hampir tak ada sama sekali di Ukraina. Namun di tengah konflik saat ini, Kiev mampu melipatgandakan produksi senjatanya.

2. Kiev siap kembangkan senjata nuklir?

Ilustrasi rudal balistik (pixabay.com/StockSnap)
Ilustrasi rudal balistik (pixabay.com/StockSnap)

Pada Kamis lalu, Zelenskyy melontarkan narasi yang secara langsung mengungkapkan keinginan negaranya membangun senjata nuklir. Pernyataan tersebut disampaikan pada pertemuan puncak Uni Eropa.

Ia seolah memberikan ancaman terhadap sekutu Baratnya bahwa mereka harus menyetujui tergabungnya Ukraina dalam aliansi NATO atau jika tidak, Kiev siap mengembangkan nuklir untuk perlindungannya sendiri.

"Ukraina akan memiliki senjata nuklir, yang akan melindungi kami, atau kita harus memiliki semacam aliansi," ungkapnya pada pertemuan puncak Uni Eropa, dilansir The Moscow Times.

Zelenskyy teringat percakapannya dengan mantan Presiden AS Donald Trump tentang Ukraina yang menyerahkan persenjataan nuklirnya setelah runtuhnya Uni Soviet.

Adapun Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkejut akan pernyataan tersebut. Putin mengatakan bahwa langkah Ukraina tersebut merupakan sebuah provokasi yang berbahaya.

"Setiap langkah ke arah ini akan ditanggapi dengan reaksi yang sesuai. Tidaklah sulit untuk membuat senjata nuklir di dunia modern,” kata Putin.

Putin menambahkan bahwa ha itu tidak mudah bagi Ukraina. Namun hal itu juga tak mustahil bagi negara tersebut.

Ukraina mewarisi persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia saat Uni Soviet pecah pada 1991. Negara itu menyerahkannya tiga tahun kemudian setelah menerima jaminan keamanan dari Rusia dan AS dalam Memorandum Budapest.

3. AS selalu berikan bantuan untuk Ukraina

Pasukan Ukraina. (Twitter.com/Defence of Ukraine)
Pasukan Ukraina. (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Pada Senin, AS menggelontorkan dana sebesar 400 juta dolar untuk Ukraina. Bantuan itu diberikan secara langsung saat kunjungan Austin, ke Kiev untuk bertemu Zelenskyy.

Kunjungan tersebut dianggap sebagai bentuk solidaritas AS terhadap Ukraina menjelang Pemilihan Presiden AS pada November mendatang. Kunjungan tersebut merupakan yang keempat bagi Austin ke Ukraina dan kemungkinan besar akan menjadi lawatan terakhirnya di era presiden Joe Biden.

Kunjungan pada Senin difokuskan pada upaya AS untuk membantu Kyiv memperkuat pertahanannya. Austin menilai perlawanan Ukraina terhadap invasi Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah berlangsung 2,5 tahun sangat penting bagi keamanan Barat.

"Kita semua harus memahami bahwa serangan Putin adalah sebuah peringatan. Ini adalah pratinjau dunia yang dibangun oleh para tiran dan penjahat dunia yang kacau dan penuh kekerasan yang dibagi-bagi ke dalam wilayah-wilayah pengaruh," katanya dilansir Reuters.

Adapun Zelenskyy dalam kesempatan itu menyatakan di X bahwa ia telah berbicara dengan Austin tentang pelonggaran pembatasan Biden dalam penggunaan senjata yang dipasok AS untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia. Austin mengumumkan amunisi tambahan, kendaraan lapis baja, dan senjata antitank untuk Ukraina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
Rama
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Rama
EditorRama
Follow Us