AS Usul Jepang Buat Kapal Komersil dengan Standar Militer

- AS ingin Jepang bangun kapal komersil dengan standar militer untuk mempersiapkan diri dalam konflik menghadapi China di kawasan.
- Usulan disampaikan saat pertemuan antara Menteri Angkatan Laut AS John Phelan dan Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani.
- Kunjungan fokus pada kerja sama industri perkapalan dengan Jepang dan Korea Selatan, untuk membangun galangan kapal yang melampaui pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan menyeluruh.
Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) berniat mengusulkan agar Jepang bisa membangun kapal-kapal komersil dengan standar militer. Menteri Angkatan Laut AS John Phelan mengatakan bahwa langkah itu dilakukan demi mempersiapkan diri dalam konflik menghadapi China di kawasan.
"Kita harus mempertimbangkan semua opsi untuk meningkatkan kapasitas bersama dan memastikan bahwa pencegahan berhasil melawan China,” katanya pada Minggu (27/4/2025), dilansir Nikkei Asia.
Phelan mengatakan bahwa usulan itu akan disampaikan saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani pada Senin. Ia telah tiba di Jepang pada Minggu malam.
1. Ingin menandingi kemampuan kapal-kapal China
Phelan mengatakan bahwa dalam suatu konflik, kapal-kapal komersil akan dibutuhkan untuk mendukung kapal-kapal tempur, seperti yang terlihat secara luas dalam dua perang dunia.
"Kita perlu berpikir ke arah itu," katanya.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah mempelajari taktik China dalam mempersiapkan perang. Kapal-kapal komersil di China telah dibangun mengikuti standar yang ditetapkan oleh militer China atau PLA.
“Kemampuan China untuk mengubah kapal komersil menjadi kapal militer, setidaknya di permukaan, tampaknya cukup cepat. Saya rasa kami tidak melakukan hal serupa dan itu sangat penting," tambahnya.
Phelan kemudian ingin memastikan bahwa kedua negara bisa bekerja sama galangan kapal yang melampaui pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan menyeluruh.
2. Kapal komersil di China didesain dengan standar militer

Tom Shugart, pengamat militer China di Center for a New American Security, mengakui bahwa kapal-kapal di China dibangun mengikuti standar PLA.
Misalnya, jika Bohai Ferry Company, sebuah perusahaan China yang bergerak di bidang transportasi penumpang roll-on/roll-off, membeli sebuah feri, feri tersebut harus dibangun sesuai standar PLA.
"Mungkin berarti deknya cukup kuat untuk mengangkut tank, lebih mudah untuk memasang peralatan komunikasi atau peralatan pengendalian kerusakan tambahan," tuturnya.
Dengan kata lain, kapal-kapal itu mungkin memiliki fungsi yang tidak akan dimilikinya jika itu adalah kapal komersil murni.
3. Phelan kunjungi dua negara industri kapal terbesar di Asia
Kunjungan Phelan pekan ini akan difokuskan pada dua negara sekutu di Asia Pasifik, yakni Jepang dan Korea Selatan. Kunjungan ini untuk membangun kerja sama dalam industri perkapalan.
"Indo-Pasifik merupakan kawasan yang paling penting bagi kami, dengan jelas dua sekutu terpenting kami yang kebetulan merupakan negara pembuat kapal utama,” tuturnya.
Di Jepang, Phelan akan mengunjungi Isogo Works milik Japan Marine United, sebuah galangan kapal di Yokohama yang terlibat dalam pengembangan teknologi dan solusi baru dalam pembuatan kapal.
Sementara itu, di Korea Selatan, ia akan mengunjungi galangan kapal utama, termasuk HD Hyundai Heavy Industries dan Hanwha Ocean. Kunjungannya untuk membahas kerja sama dalam pemeliharaan, perbaikan, dan pengoperasian armada, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap.



















