Belarus Klaim Armenia Akan Hancur jika Mendekat ke Barat

- Presiden Belarus memperingatkan PM Armenia terkait bahaya mendekat ke Barat yang bisa merusak Armenia.
- Lukashenko menuduh Pashinyan menciptakan musuh di sekeliling negaranya, mengubah Rusia menjadi musuhnya, dan mengklaim bahwa Azerbaijan tidak berniat berperang dengan Armenia.
- Kementerian Luar Negeri Rusia menolak rencana Barat untuk menjauhkan hubungan dekat Armenia dan Rusia serta menyatakan AS dan UE hanya mempedulikan kepentingannya sendiri.
Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, pada Senin (27/1/2025), memperingatkan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, terkait bahaya mendekat ke Barat. Ia mengingatkan bahwa langkah dari Pashinyan adalah permainan berbahaya yang akan merusak Armenia.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan diplomatik Armenia-Belarus terus memanas. Pashinyan bahkan sempat menyatakan tidak akan berkunjung ke Minsk karena menuding Lukashenko ikut mendukung Azerbaijan untuk menyerang Nagorno-Karabakh.
1. Sebut Armenia telah menciptakan musuh di sekelilingnya

Lukashenko memperingatkan bahwa Pashinyan telah menciptakan musuh di sekeliling Armenia. Ia mengklaim, langkah tersebut sangat berbahaya dan dapat berujung pada kehancuran negaranya.
"Dia (Pashinyan) telah mengubah Rusia menjadi musuhnya. Dia sudah menciptakan musuh di sekeliling negaranya. Uni Eropa hanya akan membantu jika ada sesuatu. Apakah dia tidak paham apa yang terjadi di Ukraina? Benar, Ukraina dan Georgia di dekatnya. Maka dari itu, ia harus mengerem. Tidak boleh ada perang di Kaukasus," tuturnya, dilansir OC Media.
Presiden Belarus itu menambahkan bahwa Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, tidak berniat berperang dengan Armenia. Ia menyebut semua kesalahan ada di tangan Pashinyan dan dia sendiri yang sudah menyerahkan Nagorno-Karabakh.
Lukashenko juga mengakui, Belarus sudah mengirimkan senjata ke Azerbaijan menjelang perang di Nagorno-Karabakh. Namun, ia menyebut Belarus bersedia menjual senjata kepada siapapun, termasuk Armenia.
2. Klaim Lukashenko ingin menjustifikasi tindakannya
Juru Bicara Parlemen Armenia, Alen Simonyan, mengungkapkan bahwa Lukashenko berniat menjustifikasi dalam partisipasi pembunuhan skala besar terhadap warga Armenia di Nagorno-Karabakh.
"Lukashenko mencoba menjustifikasi perannya dalam mendukung pembunuhan skala besar rakyat Armenia di Karabakh. Saya pikit masalah ini dapat didiskusikan. Namun, saya tidak ingin mengekspresikan opini ini," terangnya, dikutip RFE/RL.
Pekan lalu, Komite Parlemen Armenia mengungkapkan dukungan terhadap rencana yang diusulkan oleh pemerintah setempat untuk memulai proses aksesi menjadi bagian dari Uni Eropa (UE).
Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut diusulkan oleh sejumlah partai pro-Barat dan organisasi sipil yang loyal kepada Pashinyan. Mereka berhasil mendapatkan sebanyak 60 ribu tanda tangan untuk mendukung pengadaan referendum bergabung dalam UE.
3. Rusia tolak rencana Barat menjauhkan Armenia dengan negaranya

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa relasi Armenia-Rusia berada dalam masa-masa tersulit. Pihaknya menolak rencana Barat untuk menjauhkan hubungan dekat Armenia dan Rusia.
"Barat berupaya menjauhkan Armenia dari Rusia dan menetapkan nilai-nilai asing kepada rakyat Armenia. Sayangnya, pemerintah Armenia terlalu optimis pada janji yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan UE yang berniat mengantikan peran Rusia untuk Armenia. Padahal CSTO dan Uni Ekonomi Eurasia (UEE) sudah menjamin kesejahteraan ekonomi Armenia," ungkapnya, dilansir Tass.
Moskow mengatakan bahwa Washington dan Brussels sebenarnya tidak peduli kepada Yerevan. Pihaknya mengklaim, AS dan UE sebenarnya hanya mempedulikan pada kepentingannya sendiri, seperti yang terjadi di Georgia.