Belarus Klaim Punya Puluhan Rudal Nuklir Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa negaranya menampung puluhan senjata nuklir milik Rusia. Dia juga mengatakan bakal meniyiapkan fasilitas untuk rudal hipersonik milik Moskow.
Lukashenko, yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke kota Barysau, di sebelah timur ibu kota Minsk. Empat hari sebelumnya, Putin mengatakan bakal mengerahkan sistem rudal Oreshnik ke Belarus.
"Banyak yang mengatakan, 'Itu lelucon, tidak ada yang mengerahkan apa pun.' Namun, kami melakukannya. Mengatakan itu lelucon berarti mereka tidak menyadarinya. Mereka bahkan tidak menyadari bagaimana kami membawa mereka (senjata nuklir) ke sini," kata Lukashenko pada Selasa (10/12/2024), dikutip dari RFE/RL.
1. Peringatan Belarus jika ada negara yang berani mendekati perbatasannya

Lukashenko telah memerintah Belarus selama lebih dari 30 tahun. Dia banyak mengandalkan subsidi dan bantuan dari Kremlin. Sebaliknya, Belarus mengizinkan wilayahnya digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina pada 2022 lalu dan kini untuk menampung senjata Moskow.
Dilansir dari Associated Press, puluhan senjata nuklir Rusia yang berada di Belarus adalah senjata nuklir taktis. Senjata ini disebut kurang kuat jika digunakan di medan perang. Hal ini berbeda dengan rudal balistik antarbenua yang berhulu ledak nuklir dan bisa menghancurkan seluruh kota.
"Saya telah memperingatkan semua musuh, ‘kawan’ dan lawan saya. Jika Anda melangkah ke perbatasan, jawabannya hanya sesaat," kata Lukashenko.
2. Belarus yang memiliki kendali menentukan target
Selain klaim memiliki puluhan senjata nuklir, Lukashenko mengatakan bahwa negaranya saat ini sedang bersiap untuk menerima rudal baru Rusia, yakni Oreshnik.
Rudal itu diketahui pertama kali digunakan untuk menyerang kota Dnipro, Ukraina selatan. Sekitar 30 lokasi sedang dipertimbangkan sebagai lokasi potensial untuk sistem rudal tersebut.
Putin mengatakan, pengerahan Oreshnik di Belarus paling cepat dapat dilakukan pada paruh kedua 2025.
Menurut Lukashenko, Belarus akan memiliki kendali atas pemilihan target yang akan diserang rudal tersebut. Tapi, kedua pihak dapat berkolaborasi jika terjadi kebutuhan militer bersama.
3. Rudal Oreshnik dapat mencapai seluruh Eropa

Belarus berbagi perbatasan sepanjang 1.084 kilometer dengan Ukraina. Pengerahan senjata nuklir dan rudal canggih Moskow ke Minsk memungkinkan Rusia bisa mencapai target potensial dengan lebih mudah dan cepat.
Dilansir VOA News, hal ini juga memperluas kemampuan Kremlin untuk menargetkan beberapa sekutu NATO di Eropa Timur dan Tengah.
Menurut Kepala pasukan rudal Rusia, Oreshnik dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir. Rudal itu juga memiliki kemampuan yang memungkinkan menjangkau seluruh Eropa.
Putin pun sempat memuji kemampuan Oreshnik. Dia mengatakan bahwa hulu ledak gandanya mengarah ke sasaran dengan kecepatan Mach 10 dan terhindar dari intersepsi.