Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benin Bersedia Buka Blokir Ekspor Minyak Bumi asal Niger

Kapal Tanker China. (twitter.com/official_cnpc)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Benin, pada Rabu (15/5/2024), mengumumkan pembukaan kembali ekspor minyak bumi asal Niger melalui pelabuhannya. Langkah ini sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan kedua negara setelah terlibat ketegangan pekan lalu. 

Pemblokiran ini diputuskan imbas keputusan rezim militer Niger yang menutup sepihak perbatasan dengan Benin. Niamey menganggap Porto-Novo bersedia menampung militer Prancis yang bertujuan untuk merusak stabilitas di negaranya. 

1. Pembukaan hanya berlaku untuk sementara

Menteri Pertambangan Benin, Samou Seidou Adambi, menekankan bahwa pembukaan akses laut bagi minyak bumi asal Niger hanya untuk kapal pertama. 

"Kami memutuskan untuk memperbolehkan bongkar muat ekspor minyak bumi asal Niger di perairan kami. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa keputusan otorisasi ini hanya berlaku untuk sementara," ungkapnya, dikutip Reuters.

"Benin ingin menghormati semua perjanjian sesuai dalam proyek pipa minyak yang sudah disetujui. Kami sudah merencanakan pertemuan lebih lanjut untuk menguji permasalahan terkait tindakan terbaik mengenai operasional ekspor minyak dari Niger," tambahnya. 

Ia menambahkan bahwa Benin masih mengharapkan agar Niger membuka kembali perbatasan negara. Ia menekankan proses bongkar muat diperbolehkan lagi mulai besok dalam waktu 36 jam. 

2. China bersedia menjadi penengah kedua pihak

Keputusan Benin ini setelah diadakannya negosiasi dengan China untuk meredam tensi dengan Niger. Beijing sudah menginisiasi diadakannya perbincangan antarpemerintah Benin-Niger yang sudah disetujui kedua pihak, tapi masih belum dipastikan jadwalnya. 

Dilansir RFI, selain berkunjung ke Benin, delegasi China direncanakan akan berkunjung ke Niger pada Jumat (17/5/2024) besok. China akan berbicara dengan junta militer Niger untuk menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Benin. 

Perusahaan Minyak Nasional China (CNPC) dan Niger sudah menandatangani perjanjian pembangunan pipa minyak sepanjang 2 ribu km yang melewati Benin. Ketegangan kedua negara berdampak pada tersendatnya pengiriman minyak dari kilang minyak di Agadem menuju ke China. 

3. Niger membutuhkan ekspor minyak lewat Benin

Kepala lembaga penelitian Konrad Adenauer Foundation, Ulf Laessing mengungkapkan bahwa ketegangan ini telah menimbulkan kerusakan ekonomi besar bagi Niger maupun Benin. 

"Kedua negara saling membutuhkan, tapi Niger sepertinya lebih membutuhkan Benin dibanding sebaliknya karena ekspor minyak hanya dapat disalurkan lewat teritori negara tetangganya, Benin,' ujarnya, dikutip Deutsche Welle.

"Pipa penyalur minyak dari Niger ke pelabuhan di Benin memang sudah dirancang dan dibangun sedemikian rupa. Pipa minyak yang seharusnya beroperasi dalam beberapa hari ini, memang paling tepat melintasi teritori Benin," sambungnya. 

Sementara itu, Niger sangat membutuhkan pendapatan dari ekspor minyak ke China di tengah krisis yang dihadapinya, terutama setelah kudeta. Pasalnya, negara-negara Barat sudah memblokir bantuan pembangunan ke Niger, kecuali bantuan kemanusiaan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us