Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bentrok di Demo Mahasiswa Bangladesh soal Kuota Pekerjaan, 100 Terluka

Ilustrasi unjuk rasa. (pexels.com/Rahul Sapra)
Intinya sih...
  • Bentrokan di Bangladesh akibat protes akhirnya sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah.
  • Sistem kuota menyediakan jabatan pegawai negeri sipil yang diperuntukkan kelompok tertentu.
  • Protes terus berlanjut meski Hasina menolak tuntutan mahasiswa dan menyatakan masalah dibawa ke pengadilan.

Jakarta, IDN Times - Bentrokan saat aksi demonstrasi di Bangladesh menyebabkan lebih dari 100 orang terluka pada Senin (15/7/2024). Bentrokan tersebut terjadi antara orang-orang yang setia kepada partai berkuasa dengan para mahasiswa yang memprotes diakhirinya sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah.

Aksi protes tersebut menandai demonstrasi signifikan pertama yang dihadapi Perdana Menteri Sheikh Hasina, sejak dia memimpin. Hasina memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum pada Januari yang diboikot oleh oposisi, dilansir Reuters.

1. Apa yang terjadi dengan sistem kuota pekerjaan di Bangladesh?

Ilustrasi bendera Bangladesh. (pexels.com/MD. Ahsan Mahmud)

Dilansir Al Jazeera, sistem kuota menyediakan lebih dari separuh jabatan pegawai negeri sipil yang bergaji tinggi, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu pekerjaan pemerintah. Namun, hanya diperuntukkan untuk kelompok tertentu, termasuk keturunan pejuang dalam perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada 1971.

Para kritikus menilai sistem tersebut menguntungkan anak-anak kelompok pro-pemerintah yang mendukung Hasina. Pekan lalu, Pengadilan Tinggi Bangladesh menangguhkan kuota pekerjaan 30 persen kepada keturunan pejuang kemerdekaan untuk sementara.

Meski demikian, para pengunjuk rasa berjanji akan melanjutkan aksinya hingga bagian skema yang mereka tentang dihapuskan sepenuhnya. Pada Minggu malam, protes meningkat, setelah Hasina menolak memenuhi tuntutan mahasiswa dan menyatakan bahwa masalah tersebut kini sedang dibawa ke pengadilan.

2. Awalnya unjuk rasa berlangsung dengan damai

Polisi dan saksi mata melaporkan, ribuan pengunjuk rasa antikuota dan anggota sayap mahasiswa Liga Awami Hasina melemparkan batu dan saling berkelahi dengan tongkat dan batang besi di universitas-universitas di seluruh Bangladesh, termasuk di Dhaka. Banyak mahasiswa terluka di beberapa kampus.

Para pengunjuk rasa menyerukan agar pawai dan rapat umum terus dilanjutkan di seluruh negeri, guna menyampaikan tuntutan mereka. Para mahasiswa yang berunjuk rasa mengatakan bahwa hanya kuota yang mendukung kelompok etnis minoritas dan kaum difabel, yang menyediakan 6 persen pekerjaan pemerintah, yang harus dipertahankan.

"Ini bukan sekedar gerakan mahasiswa. Untuk meredam gerakan ini, hasutan dari level tertinggi pemerintah pun dilancarkan. Jadi, rakyat biasa harus turun ke jalan," kata Nahid Islam, koordinator nasional protes antikuota.

Nahid mengatakan unjuk rasa damai mereka diserang oleh orang-orang yang membawa tongkat, kayu, dan batu, serta memukuli pengunjuk rasa perempuan. Setidaknya 150 mahasiswa terluka, termasuk 30 perempuan, dan 20 mahasiswa dalam kondisi serius.

3. Hasina membandingkan para pengunjuk rasa dengan pejuang Razakar

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (kiri) saat bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi (22/6/2024). (x.com/Narendra Modi)

Hasina menuturkan, mereka yang menentang kuota pekerjaan bagi keluarga pejuang kemerdekaan adalah Razakar, yang bekerja sama dengan tentara Pakistan selama perang kemerdekaan.

Komentarnya tersebut menyebabkan ribuan mahasiswa meninggalkan asrama mereka di kampus Dhaka University pada tengah malam untuk berunjuk rasa memprotes komentar Hasina dan sistem kuota.

"Upaya sedang dilakukan untuk mengubah gerakan antikuota menjadi gerakan antinegara, dengan memanfaatkan emosi mahasiswa muda," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Hasan Mahmud, seraya menambahkan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan situasi yang tidak stabil berkembang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us