China Makin Keras, AS dan Vietnam Sepakat Perkuat Hubungan

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan kesediaannya untuk meningkatkan hubungan bilateral. Dalam pertemuan pada Sabtu (15/4/2023), kedua negara sepakat untuk berupaya menyeimbangkan China yang semakin keras.
Ini merupakan kunjungan pertama Blinken ke negara Asia Tenggara sebagai Menteri Luar Negeri. Blinken mengatakan selama dekade terakhir telah terjadi "kemajuan luar biasa" dalam hubungan bilateral AS dan Vietnam.
1. Vietnam jadi negara pertama yang dikunjungi Blinken di Asia Tenggara

Kedua negara menandai peringatan 10 tahun kemitraan formal mereka pada 2023 ini. Blinken mengatakan bahwa mereka memiliki "harapan untuk dapat membawanya ke tingkat yang lebih tinggi," dilansir Reuters.
PM Vietnam Chinh mengatakan kedua belah pihak "mencari penguatan lebih lanjut, lebih meningkatkan hubungan bilateral kami ke tingkat yang baru". Sebelumnya, panggilan telepon kenegaraan dilakukan bulan lalu antara Presiden Joe Biden dan ketua Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, Nguyen Phu Trong.
Vietnam adalah mitra dagang Asia Tenggara yang penting yang ingin Washington perkuat kerja samanya. AS sendiri memiliki kepentingan untuk menghadapi persaingannya dengan China.
2. AS coba mempengaruhi Vietnam yang punya masalah dengan China

Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan di Asia Tenggara dalam membangun koalisi untuk melawan China. Hal tersebut tak lepas dari posisi AS terkait status Taiwan yang menjadi pokok permasalahan dengan China.
Banyak negara di kawasan Asia Tenggara enggan memusuhi China, baik dengan kekuatan militer tetapi juga mitra dagang utama dan sumber investasi, tulis Straits Times. Hanya ada Filipina yang menjadi negara di Asia Tenggara yang memfasilitasi AS dengan sejumlah pangkalan militer.
Singapura juga menjadi negara yang memiliki ideologi serupa dengan AS walau tak mau menutup hubungan dengan China. Di sisi lain, walau Vietnam merupakan negara terdekat dengan China, hubungan kedua negara cukup renggang akibat sengketa Laut China Selatan.
Sedangkan Kamboja, Laos, dan Myanmar menjadi negara mitra utama China di Asia Tenggara dalam berbagai hal. Thailand, Indonesia, dan Malaysia sejauh ini menyeimbangkan hubungan mereka dengan AS maupun China.
3. Vietnam masih memikirkan dampak terhadap hubungannya dengan China
Bagi Hanoi, kerja sama dengan AS merupakan tindakan penyeimbang yang sulit. Pasalnya, tindakan Vietnam yang terbuka bekerja sama dengan AS akan mengecewakan Beijing.
Hal ini diperumit dengan hubungan yang semakin dekat antara Beijing dan Moskow, yang tahun lalu mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Saat Amerika Serikat sangat ingin mendorong hubungan yang lebih kuat dengan Vietnam, Hanoi memilih untuk berhati-hati. Vietnam khawatir hal tersebut akan berdampak terhadap hubungannya dengan Beijing.