Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump Ampuni Ribuan Pendukungnya yang Serang Gedung Capitol

kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021. (Tyler Merbler from USA, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pengampunan bagi lebih dari 1.500 orang yang terlibat kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021. Keputusan ini diambil pada Senin (20/1/2025), hari pertamanya kembali menjabat sebagai presiden AS.

Pengampunan diberikan kepada semua orang yang didakwa atau dihukum terkait kerusuhan Capitol, termasuk pemimpin kelompok ekstremis sayap kanan. Trump juga memerintahkan Jaksa Agung AS menghentikan sekitar 450 kasus yang masih dalam proses pengadilan.

Kerusuhan Capitol merupakan upaya menggagalkan sertifikasi kemenangan Joe Biden dalam pemilu 2020. Ribuan pendukung Trump menyerbu gedung tersebut setelah dia berpidato. Peristiwa ini menyebabkan lebih dari 100 polisi terluka dan mengakibatkan sejumlah korban jiwa.

Kerusuhan tersebut memicu investigasi terbesar dalam sejarah Departemen Kehakiman AS. Total 1.583 orang telah didakwa dalam kasus ini, lebih dari 1.000 orang mengaku bersalah, dan sekitar 700 orang dijatuhi hukuman penjara.

1. Pemimpin kelompok ekstremis dibebaskan

Enrique Tarrio, mantan pemimpin Proud Boys yang divonis 22 tahun penjara karena konspirasi pemberontakan, akan dibebaskan. Kelompok ekstremis sayap kanan ini berperan besar dalam kerusuhan Capitol. Pengampunan serupa diberikan kepada Stewart Rhodes, pendiri Oath Keepers, yang menjalani hukuman 18 tahun penjara.

Trump mengklaim para terdakwa kerusuhan Capitol diperlakukan tidak adil oleh pemerintahan sebelumnya.

"Orang-orang ini telah dihancurkan. Perlakuan terhadap mereka sangat keterlaluan, jarang ada hal seperti ini dalam sejarah negara kita," ujar Trump, dilansir Reuters. 

Para terdakwa yang diampuni termasuk mereka yang melakukan serangan terhadap polisi. Pengampunan ini juga mencakup anggota Proud Boys dan Oath Keepers lainnya yang berperan dalam merencanakan kekerasan setelah Trump kalah pemilu 2020.

Beberapa terdakwa yang masih menjalani hukuman penjara diperkirakan akan segera dibebaskan. Hassan, pengacara Enrique Tarrio, mengharapkan kliennya bisa keluar dari penjara pada Senin malam.

2. Fakta-fakta kerusuhan Capitol

Para perusuh Capitol menggunakan berbagai senjata menyerang polisi, mulai dari tongkat, pentungan, hingga semprotan kimia. Dilansir BBC, sekitar 600 orang didakwa menyerang atau menghalangi petugas kepolisian, termasuk 175 orang yang menggunakan senjata berbahaya.

Kekerasan ini terekam dalam video dan bukti-bukti yang ditunjukkan di pengadilan. Penyelidik menemukan sejumlah senjata api di kerumunan perusuh. Para perusuh juga membawa pisau, garpu rumput, kapak, dan sarung tinju. Saat itu, para petugas mengaku ketakutan dan khawatir akan keselamatan nyawa mereka.

Investigasi FBI dan jaksa federal berlangsung selama empat tahun menyelidiki dan menuntut orang-orang yang berpartisipasi dalam upaya kekerasan menghentikan transfer kekuasaan. Lebih dari 250 orang dinyatakan bersalah setelah diadili.

3. Kritik terhadap keputusan pengampunan

Demokrat mengecam pengampunan massal ini, terutama pembebasan perusuh yang menyerang polisi.

"Pengampunan ini merupakan penghinaan terhadap sistem peradilan dan para pahlawan yang menderita luka fisik serta trauma emosional saat melindungi Capitol, Kongres, dan Konstitusi," ujar Mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, dilansir dari AP. 

Michael Fanone, mantan petugas Kepolisian Metropolitan yang mengalami serangan jantung setelah diserang perusuh, terkejut mendengar kabar pengampunan. Dia mengaku khawatir akan keselamatannya. 

"Ini yang dipilih rakyat Amerika. Bagaimana kami bisa bereaksi terhadap hal seperti itu?" tuturnya.

Sebelumnya, Trump berjanji akan meninjau kasus kerusuhan Capitol satu per satu, bukan memberikan amnesti massal. Wakil Presiden JD Vance juga pernah menyatakan pelaku kekerasan tidak boleh mendapatkan pengampunan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us