FBI Kembalikan 22 Artefak Jepang yang Dirampas saat Perang Dunia II

Jakarta, IDN Times - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI AS) telah mengembalikan 22 artefak bersejarah yang dirampas saat Perang Dunia II ke Okinawa, Jepang.
FBI mengumumkan pengembalian ini pada Jumat (15/3/2024) setelah artefak tersebut ditemukan oleh keluarga di loteng rumah ayah mereka yang sudah meninggal di Massachusetts.
Penemuan tak terduga ini memicu penyelidikan mendalam oleh FBI. Mereka menemukan fakta bahwa sang ayah, pemilik rumah tempat artefak ditemukan, ternyata adalah seorang veteran Perang Dunia II. Namun menariknya, dia tidak pernah ditugaskan di area Pasifik, termasuk Okinawa, selama masa perang, dilansir dari The Guardian.
1. Keluarga temukan artefak saat sortir barang sang ayah
Geoffrey Kelly, koordinator kejahatan seni dari kantor lapangan FBI Boston, mengungkapkan kronologi penemuan artefak ini. Semuanya berawal ketika anak dari veteran perang tersebut sedang menyortir barang peninggalan sang ayah yang telah meninggal.
Di antara barang-barang itu, mereka menemukan sejumlah benda seni Asia yang terlihat sangat berharga dan antik, seperti gulungan lukisan, tembikar, dan peta kuno.
Tertarik temuan tersebut, keluarga kemudian melakukan riset untuk melacak asal-usulnya. Mereka kemudian menemukan fakta bahwa setidaknya gulungan lukisan yang mereka temukan ternyata telah dilaporkan hilang sekitar 20 tahun lalu dan terdaftar dalam database Berkas Seni Curian Nasional milik FBI.
2. Ragam artefak berharga yang ditemukan
Artefak yang ditemukan di loteng rumah sangat beragam, dengan beberapa di antaranya berasal dari abad ke-18 dan ke-19. Salah satu penemuan yang menarik adalah enam gulungan lukisan kuno. Tiga dari gulungan ini sebenarnya merupakan satu bagian yang utuh, namun tampaknya telah dipotong menjadi tiga bagian terpisah.
Tak hanya itu, berbagai tembikar, keramik dan peta antik juga turut ditemukan.
FBI juga menemukan surat yang diketik dengan mesin ketik di antara tumpukan artefak. Surat ini memberikan petunjuk penting tentang asal-usul benda-benda tersebut.
Dalam surat, terungkap bahwa artefak ini sebenarnya dirampas oleh tentara AS selama hari-hari terakhir Perang Dunia II, saat pertempuran sengit terjadi di Okinawa.
3. FBI berharap pengembalian artefak pulihkan sejarah Okinawa yang hilang
FBI menekankan pentingnya pengembalian artefak bersejarah ini ke Okinawa. Mereka berharap langkah ini dapat membantu memulihkan bagian penting dari sejarah dan budaya Okinawa yang hilang akibat perang.
"Identitas budaya suatu bangsa terangkum dalam artefak dan sejarahnya. Inilah yang membentuk sebuah budaya. Tanpa itu, Anda menghilangkan sejarah mereka," jelas Kelly.
"Cara paling pasti untuk menghilangkan suatu budaya adalah dengan menghapus masa lalu mereka. Jadi, sangat penting bagi kami sebagai pelindung artefak dan warisan budaya untuk melakukan segala upaya agar benda-benda ini kembali ke peradaban dan budaya di negara tempat mereka berasal," tambah dia.
FBI juga sangat menghargai keputusan keluarga yang menemukan artefak tersebut untuk menyerahkannya kepada pihak berwenang.
"Kasus ini menyoroti peran penting yang dimainkan publik dalam mengenali dan melaporkan kemungkinan seni curian," kata Jodi Cohen, agen khusus yang bertanggung jawab atas Divisi FBI Boston.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga dari Massachusetts yang melakukan hal yang benar dengan menghubungi kami dan menyerahkan harta karun ini sehingga kami dapat mengembalikannya kepada masyarakat Okinawa," ujarnya, dikutip dari Fox News.