Filipina Siap Berunding soal Ketegangan di Laut China Selatan

Jakarta, IDN Times – Filipina siap berdialog dengan China terkait isu Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk membuat kesepakatan diplomatik baru dengan China guna meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
"Jika memang ada kesepakatan seperti itu, maka kesepakatan itu harus konsisten dengan posisi kami, yaitu bahwa kesepakatan tersebut tidak akan memengaruhi hak kedaulatan kami. Jadi, tentu saja, ada kemungkinan," kata Manalo kepada Nikkei Asia, Senin (2/6/2025).
Manalo menyatakan, setiap kesepakatan baru akan dirumuskan melalui dialog dan diplomasi. Tindakan ini menunjukkan bahwa Filipina selalu terbuka terhadap jalur perundingan.
"Jika ada kemungkinan, maksud saya, saya tidak ingin menutup pintu. Namun, itu tidak berarti bahwa kami harus selalu menempuh jalur tersebut," tambah dia.
1. Filipina tak menantang China

Ketegangan antara Filipina dan China terus meningkat belakangan ini. Namun, Manalo menyatakan bahwa negaranya tidak berniat menantang China.
"Yang saya harapkan adalah China melakukan manuver yang tidak terlalu agresif dan lebih kooperatif dalam menjaga Laut China Selatan agar tetap bebas dan terbuka," ujarnya.
China dan Filipina saling menuduh bulan lalu setelah terjadinya konfrontasi antara kapal mereka di perairan Laut China Selatan yang disengketakan. Insiden tersebut menjadi yang terbaru dalam pertikaian jangka panjang di jalur pelayaran strategis itu.
"Saat ini, kami tidak berniat menantang China secara militer ataupun dengan cara lain. Kami, pada kenyataannya, selalu menyatakan bahwa kami terbuka untuk berdialog," kata Manalo.
2. Filipina bakal terbitkan peta maritim baru

Filipina juga sedang mempertimbangkan untuk merilis peta maritim standar sebagai respons terhadap perluasan sembilan garis putus-putus China pada 2023. Manalo mengatakan bahwa rencana untuk membuat peta tersebut, yang mencakup klaim teritorial Filipina, sedang dibahas di berbagai lembaga pemerintah.
Ia menambahkan, belum ada batas waktu untuk penerbitannya karena pembahasan dan masukan masih terus berlangsung. Namun, peta tersebut diperkirakan akan memicu reaksi keras dari China, yang kerap menyalahkan Filipina atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
"Itulah sebabnya saya katakan bahwa banyak hal bergantung pada bagaimana China bertindak. Kami akan terus menggunakan hak kami. Sekarang, saya pikir akan selalu ada ketegangan yang membara selama China terus mengambil tindakan agresif di perairan yang disengketakan," ujar Manalo.
3. China sebut Filipina kerap memprovokasi di Laut China Selatan

Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak China terhadap pernyataan Filipina. Namun, pada Jumat, Beijing mendesak Manila untuk menghentikan aksi-aksi provokatif di Laut China Selatan.
Dilansir Economic Times, pernyataan tersebut muncul sehari setelah kedua negara saling tuduh atas insiden konfrontasi kapal mereka di wilayah perairan tersebut.
"Hal ini sah bagi China untuk mengambil tindakan yang diperlukan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.
Pada Minggu, petinggi militer China, Mayor Jenderal Meng Xiangqing menyebut pernyataan Filipina kerap tidak berdasar, mengabaikan fakta, menyesatkan publik, dan memicu konfrontasi.
Dilansir Global Times, pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas komentar Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, yang dinilai menjelek-jelekkan China terkait klaim di Laut China Selatan dalam Forum Shangri-La ke-22.