Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Filipina Tolak Klaim China soal Sandy Cay di Laut China Selatan

Ilustrasi bendera Filiphina. (unsplash.com/iSawRed)
Intinya sih...
  • Filipina menolak klaim China atas Sandy Cay di Laut China Selatan
  • Manila melancarkan operasi antarlembaga sebagai respons, melibatkan Angkatan Laut dan Penjaga Pantai Filipina
  • Konfrontasi antara China dan Filipina meningkat, memicu kekhawatiran akan konflik global yang dapat melibatkan AS

Jakarta, IDN Times – Filipina menolak klaim sepihak China atas Sandy Cay, sebuah gundukan pasir di perairan teritorial Filipina di Laut China Selatan. Jonathan Malaya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Filipina, mengatakan bahwa klaim tersebut adalah kebohongan dan dikhawatirkan menjadi titik api baru dalam hubungan dua negara.

"Fakta di lapangan tidak mendukung pernyataan penjaga pantai China ini," kata Jonathan pada Senin (28/4/2025), dilansir dari Nikkei Asia.

Lembaga penyiaran China CCTV pada Sabtu melaporkan bahwa penjaga pantai negara itu telah melakukan kontrol maritim dan menjalankan yurisdiksi kedaulatan di Sandy Cay atau yang lebih dikenal sebagai Terumbu Karang Tiexian oleh China.

Lembaga itu menyiarkan gambar empat personel yang memegang bendera China di gundukan pasir tersebut.

1. Filipina langsung kerahkan armada ke Laut China Selatan

Sebagai respons lanjutan, Manila pada Minggu melancarkan operasi antarlembaga yang melibatkan personel Angkatan Laut Filipina dan Penjaga Pantai. Sebuah kapal Penjaga Pantai China dan tujuh kapal milisi maritim terlihat di dekat pulau-pulau kecil tersebut.

"Kami dapat sepenuhnya membantah kebohongan dan disinformasi bahwa Republik Rakyat China telah menduduki Sandy Cay. Dan sekali lagi, itulah tujuan utama operasi ini," kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina. 

Sebuah gambar yang diunggah oleh Tarriela di X menunjukkan lima petugas memegang bendera nasional di atas gundukan pasir putih Sandy Cay, balasan atas klaim sepihak China.

2. China sebut Sandy Cay masuk wilayah kedaulatannya

Sandy Cay terletak dekat Pulau Thitu, Kepulauan Spratly. Kawasan kepulauan ini sedari awal menjadi sumber sengketa antara China dan Filipina.

Pada Minggu sore, Beijing menuduh Manila telah melanggar kedaulatan negaranya di pulau itu. Juru bicara Penjaga Pantai China, Liu Dejun, mengatakan bahwa pendaratan para personel Filipina merupakan hal yang ilegal.

“Petugas penegak hukum Penjaga Pantai China kemudian menaiki terumbu karang tersebut untuk memverifikasi dan menangani situasi tersebut sesuai dengan hukum,” kata Liu, dilansir dari CNN.

Ia kemudian mendesak Filipina untuk segera menghentikan pelanggarannya.

3. Konflik di Laut China Selatan terus meningkat

Konfrontasi antara China dan Filipina di Laut China Selatan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran akan konflik global yang dapat melibatkan AS, sekutu pertahanan bersama Manila.

Sandy Cay terletak di dekat Pulau Thitu, yang juga dikenal sebagai Pulau Pag-asa oleh Manila, merupakan lokasi fasilitas militer Filipina. Pada 2023, Manila membuka pangkalan pemantauan penjaga pantai di sana untuk melawan agresi China di jalur perairan vital tersebut.

Di bawah pemerintahan Biden, pejabat AS berulang kali meyakinkan Filipina bahwa AS akan membelanya jika diserang di Laut Cina Selatan. Di bawa pemerintahan Trump tampaknya juga demikian.

Pada 21 April, AS dan Filipina memulai latihan militer tahunan Balikatan. Latihan ini diperkirakan akan berlangsung selama tiga minggu dan semakin meluas skalanya setiap tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us