Hungaria Gabung Brasil-China untuk Dorong Perdamaian di Ukraina

- PM Hungaria adakan dialog tertutup dengan China dan Brasil di PBB
- Menteri Luar Negeri Ukraina bertemu dengan Menlu Hungaria untuk membicarakan perbedaan pandangan dalam penyelesaian perang di Ukraina
- Hungaria mendukung inisiatif perdamaian yang diusung oleh China dan Brasil untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban disebut sudah mengadakan dialog tertutup dengan China dan Brasil di Majelis Umum PBB di New York pada Senin (30/9/2024). Mereka diketahui membicarakan mengenai negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang.
Sejak menjadi Presidensi Uni Eropa (UE) pada Juni, Hungaria sudah mengupayakan negosiasi untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Orban bahkan sudah mengadakan tur ke sejumlah negara, termasuk ke Ukraina, Rusia, dan China untuk membahas masalah tersebut.
1. Hungaria-Ukraina adakan dialog untuk selesaikan perselisihan
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Andriy Sybiha mengadakan kunjungan ke Budapest untuk bertemu dengan Menlu Hungaria Peter Szijjarto. Keduanya membicarakan soal perbedaan pandangan dalam penyelesaian perang di Ukraina.
"Kami berterima kasih kepada Budapest yang sudah mendukung sanksi terhadap industri minyak Rusia dan mengiginkan perbaikan relasi antara Hungaria-Ukraina. Kami juga menginginkan Hungaria mendukung inisiatif perdamaian yang diusung Ukraina," terang Sybiha, dikutip Reuters.
Sementara itu, Szijjarto mengharapkan agar Ukraina tidak lagi menerapkan kebijakan sepihak yang merugikan Hungaria.
"Kami berharap Ukraina di masa depan tidak lagi melakukan kebijakan sepihak yang dapat menghalangi suplai energi dan membatasi akses gas alam ke Hungaria. Budapest juga mendukung inisiatif untuk mencapai perdamaian di Ukraina," ujarnya.
2. Hungaria dukung usulan perdamaian Brasil-China

Pada akhir pekan lalu, Szijjarto menyatakan dukungan Hungaria terhadap inisiatif perdamaian yang diusung oleh China dan Brasil untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Mayoritas dari seluruh dunia ingin perdamaian, termasuk negara-negara di Belahan Bumi Selatan, seperti Mesir, Arab Saudi, dan Turki juga frustasi atas harga mahal yang dirasakan dari peperangan ini. Pengiriman bantuan militer akan memperpanjang konflik dan semakin banyak yang menderita," ungkapnya, dilansir Ukrinform.
Sementara, juru bicara pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs mengatakan bahwa hanya tiga negara Eropa yang diundang berpartisipasi dalam inisiatif perdamaian, meliputi Hungaria, Prancis, dan Swiss.
"Hungaria mendukung upaya diplomatik yang diusung Brasil-China yang menekankan diplomasi sebagai solusi satu-satunya dalam mencegah ekskalasi nuklir dan mencegah perpecahan di dunia antara blok Barat dan Timur," terangnya.
3. China-Brasil desak seluruh negara dukung usulan akhiri perang di Ukraina

Pada Jumat (27/9/2024), Brasil dan China sudah mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk ikut rencana dalam mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Meskipun rencana itu mendapat penolakan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
"Rusia dan Ukraina adalah negara tetangga yang tidak dapat dipindah atau dipisahkan satu sama lain dan sebuah persahabatan adalah opsi realistis bagi keduanya. Komunitas internasional harus mendukung konferensi perdamaian antara Rusia dan Ukraina," tuturnya.
Penasehat Luar Negeri Brasil, Celso Amorim mengatakan perumusan enam poin penting dalam negosiasi perdamaian di Ukraina sudah diusulkan sejak Mei. Ia juga mengaku perumusan ini tidak untuk menanggapi atau mendukung Zelenskyy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, Zelenskyy sudah mempertanyakan kenapa China dan Brasil mengajukan alternatif perumusan perdamaiannya sendiri. Ia mengklaim prinsip dalam rumusan tersebut hanya akan memberikan jalan Rusia melanjutkan perang.