Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran Tangkap 8 Orang, Diduga Mata-mata Israel

bendera Iran (unsplash.com/sina drakhshani)
bendera Iran (unsplash.com/sina drakhshani)
Intinya sih...
  • 21 orang ditangkap selama perang 12 hari, termasuk ilmuwan dan warga sipil
  • Delapan orang dieksekusi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk ilmuwan nuklir
  • Sebagian migran di Iran dituduh sebagai mata-mata Israel, dengan lebih dari 5.700 kasus kejahatan siber yang ditangani oleh kepolisian
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -Iran telah menangkap delapan orang yang diduga mencoba mengirim koordinat lokasi sensitif dan informasi mengenai tokoh militer senior kepada badan intelijen Israel, Mossad, selama perang 12 hari dengan Israel dan Amerika Serikat (AS).

Dalam pernyataan pada Sabtu (30/8/2025), Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan bahwa tersangka ditangkap di wilayah timur laut Iran sebelum sempat melaksanakan rencana mereka.

Sejumlah bahan untuk membuat peluncur, bom, bahan peledak dan ranjau juga disita. IRCG mengklaim bahwa tersangka telah menerima pelatihan khusus dari Mossad melalui platform online.

1. 21 orang telah ditangkap selama perang 12 hari

Perang meletus pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan ke Iran yang menewaskan pejabat militer, ilmuwan terkemuka, serta ratusan warga sipil. Teheran kemudian membalas dengan menembakkan rudal ke situs militer, infrastruktur, dan kota-kota Israel. Selama konflik tersebut, AS juga melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran.

Pasukan keamanan Iran kemudian melakukan kampanye penangkapan besar-besaran dan meningkatkan patroli di jalanan. Perang 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi AS dan Qatar.

Awal bulan ini, media Iran melaporkan bahwa polisi telah menangkap 21 ribu orang selama konflik pada Juni. Beberapa di antaranya menghadapi hukuman mati atas tuduhan bekerja sama dengan musuh.

2. Delapan orang telah dieksekusi dalam beberapa bulan terakhir

Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengeksekusi sedikitnya delapan orang, termasuk ilmuwan nuklir Rouzbeh Vadi, yang digantung pada 9 Agustus. Ia dituduh memberikan informasi kepada Israel tentang ilmuwan lainnya yang terbunuh dalam serangan udara Israel.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan, Iran menggunakan tuduhan spionase dan eksekusi cepat sebagai alat untuk melakukan penindasan politik yang lebih luas.

Menurut Amnesty International, Iran bertanggung jawab atas 64 persen dari seluruh eksekusi yang tercatat di dunia pada 2024. Negara itu juga telah melaksanakan 612 hukuman gantung hanya pada paruh pertama 2025, dikutip dari Iran International.

3. Sebagian migran di Iran dituduh sebagai mata-mata Israel

Dilansir Al Jazeera, konflik Israel-AS-Iran juga mendorong percepatan deportasi bagi pengungsi dan migran Afghanistan yang diduga berada di Iran secara ilegal. Badan bantuan melaporkan bahwa otoritas setempat juga menuduh sebagian warga Afghanistan melakukan spionase untuk Israel.

“Penegak hukum menangkap 2.774 migran ilegal dan menemukan 30 kasus keamanan khusus setelah memeriksa ponsel mereka. Sebanyak 261 tersangka spionase dan 172 orang yang dituduh mengambil foto tanpa izin juga ditangkap,” kata juru bicara kepolisian, Saeed Montazerolmahdi, pada awal Agustus.

Ia menambahkan bahwa kepolisian Iran menangani lebih dari 5.700 kasus kejahatan siber, seperti penipuan daring dan penarikan dana tanpa izin, selama perang berlangsung. Menurutnya, hal ini telah menjadikan ruang maya sebagai salah satu medan pertempuran penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us