Israel Minta PBB Tarik UNIFIL dari Lebanon Selatan

- Perdana Menteri Israel mendesak PBB untuk menarik UNIFIL dari Lebanon selatan.
- Netanyahu mengklaim keberadaan UNIFIL membahayakan nyawa mereka dan meminta evakuasi segera.
- Pusat komando UNIFIL di Naqoura menjadi target pasukan artileri Israel, melukai personel asal Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak PBB agar segera menarik Pasukan Penjaga Perdamaian (UNIFIL) dari perbatasan Lebanon selatan, sehubungan dengan masifnya serangan Israel ke kawasan tersebut.
Dilansir Times of Israel, Senin (14/10/2024), Netanyahu menegaskan, Israel telah berulang kali meminta hal ini namun tak didengarkan oleh PBB.
“Sudah saatnya Anda (PBB) menarik UNIFIL dari benteng pertahanan Hizbullah dan dari daerah pertempuran,” kata Netanyahu.
“Militer Israel sudah berulang kali meminta ini dan telah ditolak berulang kali. Semuanya ditujukan agar Hizbullah tak bisa punya ‘benteng manusia’,” ucap dia.
1. Israel sebut bisa membahayakan personel UNIFIL

Selain itu, Netanyahu mengklaim bahwa jika pasukan UNIFIL masih ada di Lebanon selatan, maka akan membahayakan nyawa mereka. Pasalnya, pekan lalu Israel sempat menembaki dua personel UNIFIL asal Indonesia dan hari berikutnya Israel juga melukai personel UNIFIL asal Sri Lanka.
"Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL akan menjadikan mereka sandera Hizbullah. Ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kami," tegas dia.
2. Serang markars UNIFIL dalam 48 jam terakhir

Pusat komando UNIFIL di Naqoura menjadi target pasukan artileri Israel untuk kedua kalinya dalam tiga hari terakhir, pekan lalu.
Pada Kamis, pasukan penjaga perdamaian PBB itu mengatakan markas besar UNIFIL di Naqoura dan posisi pasukannya ditembaki pasukan Israel berulang kali, hingga melukai dua anggotanya yang berasal dari Indonesia.
Situasi di lokasi tetap tegang karena UNIFIL beroperasi dalam lingkungan yang menantang di tengah aksi militer yang sedang berlangsung di kawasan tersebut.
3. Israel langgar hukum internasional dengan menyerang UNIFIL

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan Israel terhadap Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon, yang melukai dua personel asal Indonesia (prajurit TNI).
“Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” kata Retno, dalam keterangannya.
“Indonesia meminta semua pihak utk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dlm segala waktu dan keadaan. Indonesia juga mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tsb dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban,” ucap Retno.