Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jumlah Guru Jepang Cuti karena Kesehatan Mental Capai Rekor Tertinggi

ilustrasi seorang guru (pexels.com/ThisIsEngineering)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 6.539 guru di sekolah negeri di Jepang mengambil cuti dengan alasan kesehatan mental. Angka tersebut meningkat 642 orang dari April 2022 hingga Maret 2023, yang menandai peningkatan tahunan kedua berturut-turut.

Angka tersebut mencakup 0,71 persen atau 1 dari 140 orang dari seluruh guru di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, serta sekolah berkebutuhan khusus. Laporan ini berdasarkan survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang, dilansir Kyodo News pada Sabtu (3/2/2024).

Fenomena ini juga menyoroti semakin besarnya dampak tantangan kesehatan mental dalam sektor pendidikan.

1. Jumlah guru yang mengambil cuti karena kesehatan mental melonjak tiap tahunnya

Berdasarkan survei tersebut, peningkatan beban kerja di tengah pandemik COVID-19 sebagai salah satu faktor peningkatan angka pengambilan cuti. 

Sementara itu berdasarkan kelompok umur, jumlah guru yang mengambil cuti kesehatan mental adalah mereka yang berusia 30-an yaitu 1.867 guru, diikuti oleh guru yang berusia 50-an sebanyak 1.786 orang, 40-an sebanyak 1.598 orang, dan 20-an sebanyak 1.288 orang.

Selama dua tahun terakhir sejak awal penyebaran virus corona, jumlah guru yang mengambil cuti karena kesehatan mental telah meningkat, yang sebelumnya berjumlah sekitar 5 ribu orang melonjak lebih dari 1.300 orang.

2. Jepang akan mereformasi gaya kerja

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Kekurangan guru sekolah merupakan masalah serius di Negeri Sakura, di mana menurut para ahli hal ini disebabkan karena menurunnya minat generasi muda pada profesi yang dianggap memiliki beban kerja yang berat. Selain itu, semakin banyak guru yang mengambil cuti karena sakit atau melahirkan.

Menyadari hal ini sebagai tantangan serius, Kementerian Pendidikan akan mendorong reformasi gaya kerja. Ini termasuk mengurangi dokumen dan mengatasi jam kerja yang panjang.

Menurut pakar pendidikan, peningkatan cuti yang diambil oleh para guru karena kesehatan mental bukan hanya karena beban kerja yang disebabkan oleh pandemik, seperti perlunya mengambil tindakan pencegahan infeksi, tetapi juga adanya tren peningkatan keluhan dari orang tua siswa.

3. Jumlah guru yang resign capai rekor tertinggi pada tahun lalu

Ilustrasi suasana kelas. (pexels.com/Arthur Krijgsman)
Ilustrasi suasana kelas. (pexels.com/Arthur Krijgsman)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, sebanyak 953 guru di sekolah negeri meninggalkan pekerjaannya karena alasan kesehatan mental pada tahun ajaran 2021. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi, naik 171 dari survei sebelumnya pada 2018.

Mereka yang berhenti karena kesehatan mental terdiri dari 8 persen dari total 12.652 guru yang meninggalkan pekerjaan karena alasan selain wajib pensiun pada tahun ajaran yang berakhir pada Maret 2022. 

Meningkatnya beban kerja dan panjangnya jam kerja juga berdampak pada menurunnya jumlah pencari kerja guru. Hal ini berimbas pada semakin sulitnya memberikan perlindungan bagi mereka yang mengambil cuti karena sakit atau pensiun.

Selain karena kesehatan mental, 4 ribu guru telah meninggalkan sekolah karena perubahan pekerjaan, termasuk penugasan ke dewan pendidikan dan 2.913 orang karena alasan keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us