Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Justin Trudeau Dikabarkan Akan Mundur, Krisis Melanda Kanada

Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada, menyampaikan pidato terkait isu perempuan adat yang hilang dan dibunuh di depan gedung parlemen di Ottawa pada 4 Oktober 2016. (Delusion23, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, diprediksi akan mengundurkan diri sebelum pertemuan darurat Partai Liberal.
  • Trudeau menghadapi tekanan besar dari anggota partainya sendiri karena survei menunjukkan potensi kekalahan Partai Liberal dari Partai Konservatif.
  • Dukungan publik terhadap Partai Liberal terus anjlok ke angka 16 persen, sementara Partai Konservatif unggul dengan selisih lebih dari 20 persen.

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dalam waktu dekat. Menurut laporan Reuters dan Globe and Mail, pengumuman ini kemungkinan besar akan dilakukan sebelum pertemuan darurat Partai Liberal pada Rabu (8/1/2025).

Setelah hampir satu dekade memimpin, Trudeau menghadapi tekanan besar dari anggota partainya sendiri. Kondisi ini semakin diperburuk oleh hasil survei yang menunjukkan Partai Liberal berpotensi kalah telak dari Partai Konservatif dalam pemilu mendatang.

1. Tekanan politik memaksa Trudeau mengambil keputusan

Tekanan terhadap Trudeau semakin menguat, terutama setelah sejumlah jajak pendapat memperlihatkan merosotnya popularitas Partai Liberal. Menurut sumber anonim yang dikutip oleh Reuters, Trudeau belum membuat keputusan final terkait pengunduran dirinya, meskipun desakan untuk segera mundur terus meningkat.

“Dengan situasi seperti ini, sulit membayangkan partai dapat bertahan dalam pemilu,” ujar seorang narasumber kepada Globe and Mail.

Diskusi internal partai turut membahas kemungkinan menunjuk Dominic LeBlanc sebagai pemimpin sementara jika Trudeau mundur. Namun, langkah ini dianggap tidak mudah karena LeBlanc berpotensi mencalonkan diri sebagai pemimpin tetap, yang bisa memicu konflik tambahan di dalam partai.

Hingga kini, Trudeau belum memberikan pernyataan resmi. Sepulang dari liburan musim dingin di British Columbia, ia hanya menghadiri pertemuan virtual kabinet yang membahas hubungan Kanada-Amerika Serikat, tanpa menyinggung rumor pengunduran dirinya.

2. Konflik dengan Chrystia Freeland memperburuk situasi internal

Ketegangan internal di kabinet menjadi salah satu pemicu utama tekanan terhadap Trudeau. Pada Desember 2024, Perdana Menteri Kanada itu dikabarkan mencoba menurunkan posisi Menteri Keuangan Chrystia Freeland, yang selama ini menjadi sekutu dekatnya. Namun, langkah tersebut menuai perlawanan dari Freeland.

Freeland akhirnya memilih mundur dari kabinet. Dalam surat pengunduran dirinya, ia secara terbuka mengkritik Trudeau dan menuduhnya lebih fokus pada “gimik politik” daripada menangani isu-isu yang benar-benar mendesak bagi rakyat Kanada.

Kepergian Freeland semakin memperburuk citra Partai Liberal, terutama karena ia dikenal sebagai tokoh yang dihormati publik dan sempat disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk menggantikan Trudeau.

Di sisi lain, hasil survei menunjukkan dukungan publik terhadap Partai Liberal terus anjlok ke angka 16 persen, sementara Partai Konservatif unggul dengan selisih lebih dari 20 persen.

3. Masa depan politik Kanada di ujung tanduk

Di tengah krisis kepemimpinan ini, Trudeau diperkirakan akan tetap menjabat hingga pelaksanaan KTT G7 di Kananaskis, Alberta, pada Juni 2025 mendatang. Namun, ketidakpastian terkait kepemimpinannya bisa memperpanjang gejolak politik di internal Partai Liberal.

Hingga saat ini, lebih dari separuh anggota parlemen Liberal, atau sekitar 100 orang, telah mendesak Trudeau untuk segera mundur. Berdasarkan survei terbaru dari Angus Reid Institute (ARI), popularitas Partai Liberal diperkirakan bisa pulih hingga lebih dari 20 persen jika Chrystia Freeland memimpin.

Dilansir Hindustan Times, beberapa kandidat lain seperti Melanie Joly, François-Philippe Champagne, dan Mark Carney dinilai kurang mampu membawa perubahan signifikan dalam dukungan publik. Sementara itu, oposisi dari Partai Konservatif kemungkinan akan mengajukan mosi tidak percaya ketika Parlemen kembali bersidang pada 27 Januari 2025.

Dengan pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025, keputusan Trudeau dalam beberapa hari mendatang akan menjadi momen krusial bagi masa depan politik Kanada. Langkahnya untuk mundur bisa menjadi awal bagi Partai Liberal untuk mencoba memulihkan posisinya di panggung politik nasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us