Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanada, Inggris, dan AS Walk Out saat Pertemuan G20 di Washington

Delegasi Kanada di pertemuan G20 di Washington pada 20 April 2022 (twitter.com/cafreeland)

Jakarta, IDN Times - Pejabat Departemen/Kementerian keuangan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris telah walk out dari pertemuan Kelompok 20 ekonomi utama (G20). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas invasi lanjutan Rusia ke Ukraina.

Ketiga negara tersebut memang merupakan salah satu kelompok yang aktif menyuarakan protes kepada Rusia yang telah menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Kabar walk out tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Inggris. 

Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak. mengatakan pada hari Kamis (21/4/2022) bahwa pejabat Inggris, AS dan Kanada meninggalkan pertemuan G20 di Washington DC saat delegasi Rusia berbicara.

1. Peristiwa tersebut terjadi di pertemuan dengan IMF dan Bank Dunia

Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, mengatakan akan mendorong koordinasi yang lebih kuat untuk menghukum Rusia. Sunak mengatakan "Sebelumnya perwakilan saya, bersama dengan mitra AS & Kanada meninggalkan pertemuan G20 hari ini di Washington saat delegasi Rusia berbicara".

Sunak menambahkan "Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia", ungkap Sunak melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (21/4/2022). 

Pejabat Ukraina yang hadir juga keluar dari pertemuan G20 tersebut yang dihadiri para Menteri Keuangan atau perwakilan di masing-masing anggota. Peristiwa tersebut terjadi di tengah pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, yang mana pejabat departemen keuangan masing-masing negara anggota berkumpul untuk mengatasi masalah paling mendesak di dunia, dilansir Al Jazeera

2. Menteri Keuangan Kanada sebut Rusia lakukan kejahatan perang yang berkelanjutan

Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, juga buka suara terkait aksi walk out ini. Dia "Demokrasi dunia tidak akan berpangku tangan dalam menghadapi agresi Rusia dan kejahatan perang yang berkelanjutan," kata Chrystia Freeland dalam tweet miliknya.

"Invasi ilegal Rusia ke Ukraina merupakan ancaman besar bagi ekonomi global. Rusia seharusnya tidak berpartisipasi atau dilibatkan dalam pertemuan ini."

Memang berbagai sanksi yang dijatuhkan negara-negara berat serta rusaknya berbagai infrastruktur ekonomi di Ukraina sudah menekan perekonomian global di berbagai sektor, tulis NPR

Di sisi lain, negara-negara Barat menekan Indonesia yang menjadi tuan rumah KTT G20 agar tak mengundang Vladimir Putin. Pihak Rusia sendiri dikabarkan tak keberatan jika dicoret kehadirannya pada KTT G20 mendatang. 

3. Krisis ekonomi sedang melanda Rusia

bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Di saat hampir semua anggota G20 sedang memikirkan bagaimana untuk mendorong peningkatan perekonomian global, berbeda dengan situasi yang dialami oleh Rusia. Akibat invasi di Ukraina, Rusia harus menanggung konsekuensi sanksi ekonomi yang diluncurkan negara-negara Barat. 

Perang yang diinisiasi Vladimir Putin di Ukraina akan secara drastis mengubah masa depan ekonomi Rusia mundur 30 tahun lebih awal, dilansir CNBC. Sistem keuangan dan mata uangnya runtuh di berbagai bidang dan memaksa Kremlin untuk menutup pasar saham dan mulai memaksa negara lain menggunakan rubel. 

Barang-barang di Rusia mulai melonjak tajam. Berbagai perusahaan asing juga telah menarik diri dan menghentikan distribusi barangnya di Rusia. Kremlin juga kesulitan untuk menjual minyaknya yang mana saat ini mereka hanya mengandalkan kerja sama dengan China dan India. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us