Kanada Peringatkan Warga Soal Penggeledahan Perangkat Elektronik di AS

- Kanada memperingatkan warganya yang bepergian ke AS tentang penggeledahan perangkat elektronik di perbatasan tanpa alasan jelas.
- Warga Kanada disarankan untuk mengikuti aturan AS, membawa ponsel cadangan, dan meninggalkan ponsel sebenarnya di rumah.
- Kepala Ligitasi Privasi dari Electronic Frontier Foundation, Adam Schwartz, mengatakan bahwa petugas CBP sangat mungkin membuka media sosial dan mengecek laptop tanpa garansi.
Jakarta, IDN Times - Kanada memperingatkan warganya yang hendak bepergian ke Amerika Serikat (AS) terkait adanya penggeledahan perangkat elektronik di perbatasan Kanada-AS tanpa alasan yang jelas. Peringatan itu disampaikan pada Sabtu (5/4/2025).
Situasi ini menambah panjang ketegangan AS-Kanada dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah penetapan tarif otomotif 25 persen kepada Kanada. Ottawa mengklaim akan membalas kebijakan Washington ini.
Pekan lalu, Perdana Menteri Kanada Mark Carney sudah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump di tengah panasnya tensi. Hasilnya, dialog tersebut mampu meredam ketegangan kedua negara.
1. Minta warga Kanada ikut aturan di perbatasan AS
Peringatan kepada warga Kanada ini sudah dipublikasikan di laman resmi pemerintah federal Kanada. Pihaknya menganjurkan warga untuk mengikuti aturan yang berlaku di Negeri Paman Sam saat ini.
"Otoritas AS akan meningkatkan penjagaan di pintu perbatasan. Kami melihat penggeledahan dan pengecekan terhadap perangkat elektronik. Ikuti aturan tersebut selama berinteraksi dengan otoritas perbatasan. Jika Anda dilarang masuk, maka Anda bisa ditahan sembari menunggu deportasi," terangnya, dikutip CNN.
Selain itu, di bawah hukum AS, Badan Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan (CBP) mungkin akan meminta kode sandi untuk membuka perangkat elektronik. Pengunjung yang menolak, maka perangkatnya terancam disita atau akan berada lama di imigrasi.
Pengacara imigrasi menganjutkan warga Kanada yang khawatir privasinya terganggu harus memutuskan risiko sebelum berkunjung ke AS. Ia pun meminta agar warga untuk membawa ponsel cadangan dan meninggalkan ponsel sebenarnya di rumah.
2. Petugas CBP mungkin akan membuka akses media sosial
Menanggapi kebijakan AS ini, Kepala Ligitasi Privasi dari Electronic Frontier Foundation, Adam Schwartz mengatakan bahwa petugas CBP sangat mungkin membuka media sosial dan mengecek laptop tanpa garansi.
"Bagi sebagian besar orang, ponsel adalah jendela karakter orang tersebut. Terdapat pesan untuk pasangan, kalender yang menunjukkan semua orang yang bertemu dengan Anda. Banyak orang yang menginginkan informasi itu tetap aman dan rahasia," tutur Schwartz, dikutip CBC News.
Berdasarkan statistik, CBP sudah mengambil sample 0,1 persen perangkat milik orang yang hendak masuk ke AS pada 2024. Sementara, pelacakan perangkat elektronik ini didasarkan pada pengecekan secara langsung maupun implisit.
3. Carney sebut AS akan alami resesi usai menetapkan tarif

Pada hari yang sama, Carney mengungkapkan kesiapannya untuk menetapkan tarif kepada AS jika pemerintahan Kanada kembali diduduki oleh Partai Liberal usai penyelenggaraan pemilu parlemen.
"Terdapat beberapa hari ke depan yang cukup berat. Saya tidak melebih-lebihkan. Kami sudah melihat tanda-tanda awal bahwa ada perubahan di pasar finansial yang berdampak pada warga Amerika. Mereka akan kehilangan pekerjaan dan merasakan inflasi, hingga berujung pada resesi," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keluarnya Inggris dari anggota Uni Eropa (UE) sudah memberikan gambaran peringatan bagi seluruh dunia. Carney menyebut, ekonomi Inggris terdampak keras akibat kebijakan Brexit.
Carney menyebut sudah tahu betul apa yang akan terjadi di AS. Ia mengklaim, AS akan semakin lemah dengan kebijakan ini.