Korban Gempa Myanmar Jadi 3.354, PBB Serukan Bantuan Internasional

- Junta Myanmar membatasi bantuan ke daerah yang tidak mendukung mereka, termasuk wilayah yang dilanda gempa bumi.
- Negara-negara seperti China, Rusia, India, dan Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, tenda, makanan, dan tim penyelamat.
- Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah mencapai lebih dari 3.354 orang, sementara junta melancarkan serangan terhadap lawan yang menghambat operasi penyelamatan.
Jakarta, IDN Times - Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, junta membatasi pasokan bantuan ke daerah-daerah yang dilanda gempa bumi. Para warga yang ada di wilayah tersebut diketahui tidak mendukung pemerintahan junta.
Pejabat bantuan utama PBB bertemu dengan para korban di kota Mandalay di Myanmar tengah, yang terletak dekat dengan episentrum dan sekarang bergulat dengan kerusakan parah di seluruh kota, dan menggambarkan kehancuran itu sangat mengejutkan.
"Dunia harus mendukung rakyat Myanmar," tulis Tom Fletcher dalam sebuah posting di X, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (6/4/2025).
1. Bantuan asing sudah berdatangan

China, Rusia dan India termasuk di antara negara-negara pertama yang memberikan dukungan. Mereka mengirimkan tim penyelamat ke Myanmar untuk membantu menemukan para penyintas.
Indonesia juga telah memberikan bantuan kemanusiaan, berupa obat-obatan, tenda, makanan, dan juga tim penyelamat. Bantuan sudah tiba pekan lalu di Myanmar.
2. Korban tewas mencapai 3.300 jiwa

Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar meningkat hingga lebih dari 3.354 orang. Sementara 4.508 orang terluka dan 220 lainnya masih hilang.
Angka tersebut diperkirakan bertambah mengingat junta Myanmar melancarkan serangan ke wilayah di mana grup yang menentang pemerintah berada. Serangan tersebut menghambat operasi penyelamatan dan pemberian bantuan.
3. Junta masih menyerang di wilayah terdampak gempa

PBB mengatakan sedang menyelidiki 53 serangan yang dilaporkan oleh junta terhadap lawan, termasuk serangan udara, yang 16 di antaranya terjadi setelah gencatan senjata pada 2 April.
Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara regional di Bangkok pada Jumat lalu, pemimpin junta Min Aung Hlaing mengadakan pertemuan dua arah dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dan Perdana Menteri India Narendra Modi, dengan pemulihan pascagempa sebagai topik umum.
Dengan perang saudara yang berkepanjangan melanda Myanmar sejak kudeta, Modi menyerukan agar gencatan senjata pascagempa di negara berpenduduk 55 juta orang itu dibuat permanen, kata juru bicara kementerian luar negeri India.
"Resolusi politik untuk konflik ini adalah satu-satunya jalan ke depan, dimulai dengan pemilihan umum yang inklusif dan kredibel," kata juru bicara Randhir Jaiswal dalam sebuah posting di X.
Junta Myanmar mengumumkan gencatan senjata sementara pada Rabu hingga 22 April dalam operasi melawan lawan bersenjata, yang mencerminkan langkah-langkah oleh aliansi pemberontak dan pemerintahan bayangan yang mencakup bagian-bagian dari pemerintahan sebelumnya.