Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel dan AS Pemer Kekuatan Militer kepada Korut 

Pesawat tempur jenis F-35A di Pangkalan Udara AS di Nevada. (commons.wikimedia.org/Noah Wulf)

Jakarta, IDN Times – Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mengadakan latihan militer gabungan di wilayah perbatasan dua negara Korea pada Kamis (20/2/2025). Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, latihan itu merupakan upaya mencegah ancaman militer Korea Utara (Korut).

"Pelatihan ini dilakukan untuk menunjukkan kemampuan pencegahan AS yang diperluas terhadap ancaman nuklir dan rudal Korut dan meningkatkan interoperabilitas pasukan gabungan Korsel-AS," kata Kemenhan Korsel, dilansir Anadolu Agency.

Latihan militer antara kedua sekutu tersebut menandai latihan udara gabungan pertama sejak pelantikan Presiden Donald Trump bulan lalu. Latihan melibatkan setidaknya satu pesawat pengebom B-1B, beberapa jet tempur F-35A, F-15K Korsel, dan jet tempur F-16 AS.

Sebelumnya, pada 15 Januari, kedua sekutu bersama dengan Jepang juga telah melakukan latihan udara trilateral yang menhadirkan dua pesawat pengebom B-1B bersama dengan jet tempur F-15K Korsel dan jet tempur F-2 Jepang.

1. Seoul libatkan NATO untuk tanggapi Pyongyang

Secara terpisah, Ketua Kepala Staf Gabungan Korsel, Laksamana Kim Myung-soo, dan kepala Komite Militer NATO Laksamana Giuseppe Cavo Dragone mengadakan panggilan telepon pada Kamis. Keduanya membahas situasi keamanan di Semenanjung Korea.

”Kim mengupayakan tanggapan bersama dengan NATO dan masyarakat internasional di tengah meningkatnya ketidakpastian yang disebabkan oleh ancaman nuklir dan rudal Pyongyang serta meningkatnya kerja sama militer dengan Rusia," lapor Anadolu.


Dragone, yang merupakan mantan kepala pertahanan Italia dan menjabat sebagai kepala militer NATO pada 17 Januari, menyoroti pentingnya kerja sama.

Ia mengatakan, perkembangan teknologi nuklir dan rudal Korut serta menguatnya hubungan dengan Rusia telah menjadi ancaman global. Menurutnya, keamanan di Indo-Pasifik dan Eropa kini menjadi saling terhubung.

2. Korsel, Jepang, dan AS bertekad melucuti nuklir Pyongyang

Ilustrasi senjata nuklir (Pixabay.com/StockSnap)

Pekan lalu, Korsel, Jepang, dan AS mengadakan pertemuan trilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi di Munich, Jerman. Ketiganya memiliki keinginan yang kuat untuk mendorong upaya denuklirisasi terhadap Korut.

"Mereka menyampaikan kekhawatiran serius dan kebutuhan untuk bersama-sama mengatasi program nuklir dan rudal DPRK, aktivitas siber jahat termasuk pencurian mata uang kripto, dan meningkatkan kerja sama militer dengan Rusia," kata Kementerian Luar Negeri AS pada Sabtu, dilansir VOA.

Ketiga negara lantas mengirimkan pesan bahwa mereka tidak akan menoleransi segala provokasi atau ancaman terhadap tanah airnya. Negara-negara tersebut juga berjanji untuk mempertahankan dan memperkuat sanksi internasional terhadap Pyongyang.

3. Korut semakin tingkatkan persenjataan nuklirnya

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Sebagai respons, Korut pada Selasa mengecam pertemuan tiga negara di Munich. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut mencemooh pertemuan tersebut dan meyebutnya sebagai mimpi lama yang kembali gagal.

"Ini adalah pendirian resmi pemerintah Korut bahwa tidak ada gunanya untuk menentang pendirian AS yang melarikan diri dari kenyataan. Kami mengutuk dan menolak tindakan AS dengan nada yang paling tegas," kata pejabat Korut, dilansir Harian Korea JoongAng.

Pernyataan itu sekaligus menguatkan rencana Korut untuk memperkuat persenjataan nuklirnya.

Belakangan Trump telah memberikan sinyal untuk kembali memperbaiki hubungan dengan Pemimpin Korut, Kim Jong Un. Meski begitu, pada Januari lalu, Pyongyang mengatakan bahwa program nuklirnya akan tetap berlanjut sampai kapan pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us