Kunjungan Perdana Menlu Sugiono ke Rusia

- Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, akan menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia.
- BRICS adalah singkatan dari lima negara yang tergabung guna memperluas kerja sama satu sama lain.
Jakarta, IDN Times - Rusia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono. Rencananya, Sugiono akan berangkat Selasa (22/10/2024) ke Provinsi Kazan, Rusia, untuk menghadiri pertemuan BRICS.
BRICS adalah singkatan dari lima negara yang tergabung guna memperluas kerja sama satu sama lain. Negara tersebut adalah Brasil, China, India, Rusia dan South Africa (Afrika Selatan).
Tahun ini, kepresidenan BRICS dipegang oleh Rusia per 1 Januari 2024. Tahun ini juga, ada sejumlah anggota baru yang masuk dalam kelompok ini yaitu Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Ditemui oleh awak media di Kementerian Luar Negeri RI, Senin (21/10/2024), Wakil Menteri Luar Negeri III, Arief Havas Oegroseno, mengaku belum tahu seperti apa pembagian tugas nanti. Lantaran ada tiga wamenlu yang mendampingi Sugiono. Selain Havas, ada pula Anis Matta dan Arrmanatha Nasir.
“Pembagian tugas belum tahu, kan ada pembekalan dulu di Magelang. Pak Menlu juga mau ke Kazan, konferensi BRICS,” kata Havas.
KTT BRICS akan digelar di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober 2024.
1. Apakah Indonesia bakal bergabung dengan BRICS?

Sebenarnya Indonesia sudah ditawari untuk bergabung dengan BRICS. Namun, Joko Widodo, presiden RI sebelumnya, sempat mengatakan bahwa Indonesia masih mengkaji tawaran tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Retno Marsudi, menteri luar negeri di bawah pemerintahan Jokowi. Pada Agustus 2023, Jokowi menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.
“Jadi, sekali lagi, kita hadir di sini karena diundang, tamu dari BRICS. Bukannya GR, tetapi kita tamu cukup penting, membawa nama Indonesia. Memang banyak negara yang sudah sampaikan surat expression of interest untuk bergabung dengan BRICS, walaupun dari BRICS sendiri tidak ada ketentuan khusus (jika ingin bergabung),” ucap Retno, Agustus 2023, kepada IDN Times.
2. Keuntungan Indonesia jika bergabung dengan BRICS

Sementara itu, pada Agustus 2023, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengungkapkan hal yang menjadi untung dan rugi jika Indonesia benar bergabung dengan aliansi ekonomi tersebut.
"Untungnya kalau kerja sama perdagangan yang kita lihat adalah akses market-nya. Kalau berdagang dan menjalin kerja sama baik bentuknya CEPA atau trade agreement kalau akses pasarnya makin besar ya otomatis untung," ucap Andry.
3. Apa ruginya?

Selain dari sisi positifnya, Andry juga mengungkapkan kerugian jika Indonesia benar bergabung dengan BRICS.
Menurut dia, BRICS terdiri dari negara-negara yang secara geopolitik tidak memberikan keuntungan buat Indonesia.
"Di sana (BRICS) ada Rusia, kita kan juga harus balancing dengan Amerika Serikat (AS). Jadi ini akan dibawa ke geopolitiknya seperti apa sementara Indonesia kan sudah jelas juga kebijakan internasionalnya seperti apa," kata Andry.