Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menegang, Kroasia-Serbia Saling Usir Diplomat

Ilustrasi bendera Kroasia. (twitter.com/ivan_malenica)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kroasia memutuskan untuk mengusir seorang diplomat Serbia dari negaranya pada Selasa (21/11/2023). Langkah ini sebagai balasan atas penetapan persona non-grata kepada Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Kroasia di Beograd, Hrvoje Snajder. 

Hubungan Serbia dan Kroasia terus mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir. Dua negara pecahan Yugoslavia itu beberapa kali terlibat ketegangan, termasuk ketika Kroasia melarang Presiden Serbia Aleksandar Vucic berkunjung ke Jasenovac pada 2022. 

1. Kroasia kecewa atas pengusiran diplomatnya dari Serbia

Menteri Luar Negeri Kroasia, Gordan Grlic Radman menetapkan persona non-grata kepada Petar Novakovic yang menjabat sebagai pensehat di Kedubes Serbia di Zagreb. Dalam keterangannya, Kroasia mengatakan ini sesuai dalam Konvensi Wina soal hubungan luar negeri. 

"Sesuai dalam Ayat 9 Konvensi Wina soal hubungan diplomatik, kami memutuskan untuk mendeklarasikan persona non-grata atau orang yang tidak diinginkan kepada Novakovic di teritori Kroasia," tutur Radman, dikutip N1.

Radman menambahkan kekecewaan atas keputusan Beograd yang mendeklarasikan Snajder sebagai orang yang tidak diinginkan. Ia menyebut bahwa tindakan ini akan berdampak pada retaknya hubungan kedua negara. 

"Kami menolak keras segala bentuk pengusiran terhadap diplomat Kroasia yang sudah dikirimkan ke Serbia," tambahnya. 

2. Serbia sebut Snajder langgar Konvensi Wina

Sehari sebelumnya, Kemlu Serbia mengatakan bahwa Snajder ditetapkan persona non-grata karena melanggara Ayat 9 Konvensi Wina. Ia dianggap tidak menjalankan aturan yang sudah ditetapkan ketika berada di negara lain. 

"Dalam pekerjaan profesionalnya di Republik Serbia, Snajder melarikan diri dari kerangka norma diplomatik dan melanggar apa yang tertuang dalam Konvensi Wina. Sebuah surat diplomatik sudah dikirimkan kepada Duta Besar Hidajet Biscevic atas kasus ini," terangnya. 

Kemlu Serbia menyayangkan perilaku diplomat Kroasia tersebut yang tidak berkontribusi pada perbaikan hubungan bilateral Serbia-Kroasia. Ia dianggap tidak meningkatkan perdamaian dan stabilitas di Balkan. 

Namun, Serbia mengatakan akan membangun kembali hubungan baik dengan Kroasia dengan penuh kepercayaan dan mencapai tujuan negara untuk masuk jadi anggota Uni Eropa (UE). 

3. Hubungan Serbia-Kroasia cukup pelik

ilustrasi bendera Serbia (unsplash.com/@thestefankostic)

Saling usir diplomat ini menunjukkan bahwa hubungan Serbia-Kroasia cukup rumit. Kedua negara Balkan itu terus diliputi masalah luka lama soal orang hilang dalam Perang Kemerdekaan Krosia pada 1992-1995. 

Dilaporkan Balkan Insight, kedua negara bekas Yugoslavia tersebut juga diliputi masalah sengketa wilayah di perbatasan yang belum selesai sampai saat ini. 

Pada Januari lalu, hubungan Serbia-Kroasia sempat membaik di tengah perayaan Natal Ortodoks di Zagreb yang dihadiri langsung oleh PM Kroasia Andrej Plenkovic, Menlu Serbia Ivica Dacic, dan Menteri Integrasi Uni Eropa Tanja Miscevic. 

Pada April lalu, Plenkovic juga sudah bertemu langsung dengan Presiden Aleksandar Vucic di Zagreb. Pada Januari, keduanya juga sudah bertemu di Davos dalam acara World Economic Forum, tetapi ketegangan kedua negara masih belum diselesaikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us