Menyesal! Kartel Narkoba Meksiko Minta Maaf karena Bunuh Warga AS

Jakarta, IDN Times - Kartel narkoba Meksiko meminta maaf karena telah menculik empat warga Amerika Serikat (AS) di Matamoros, Tamaulipas pekan lalu. Peristiwa ini menyulut ketegangan antara Meksiko dan AS. Imbas kejadian ini, AS berencana untuk melawan langsung kartel narkoba di Meksiko.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, geram atas pernyataan tersebut yang dianggap sebagai intervensionisme.
1. Kartel narkoba pasang spanduk permintaan maaf dan serahkan lima anggotanya
Geng Scorpion, yang merupakan pasukan dari Kartel Teluk (CDG), menggantungkan spanduk yang berisikan permintaan maaf atas kesalahan anggotanya. Mereka pun menyerahkan lima anggota yang melakukan tindakan keji tersebut.
"Anggota kami yang bertanggung jawab dalam aksi ini melakukannya atas kemauannya sendiri dan tidak mencerminkan aturan dalam Kartel Teluk. Kami meminta maaf kepada seluruh keluarga Arely dan seluruh keluarga di Amerika," tulis dalam spanduk yang dibubuhi tanda tangan dari Scorpion dan Kartel Teluk," dikutip Vice News.
Menurut aparat kepolisian di Matamoros, salah seorang pria melaporkan bahwa anggota Kartel Teluk memfoto lima orang yang diserahkan di jalan bersama spanduk tersebut.
Dilansir BBC, meskipun sering menimbulkan kekacauan dan kekerasan di beberapa area di Meksiko, kartel narkoba rupanya juga berperan sebagai penjaga keamanan, terutama di area terpencil dan pegunungan yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah lokal.
2. Ratusan tentara Meksiko diterjunkan ke Matamoros

Setelah kekerasan dan penculikan di Matamoros, Meksiko mengirimkan 200 tentara dan 100 Guarda Nacional dari Reynosa. Keputusan ini untuk mengamankan Matamoros dari kelompok kriminal terorganisir.
"Penambahan personel dilakukan sebagai respons atas klaim dari masyarakat Tamaulipas. Pasukan militer akan membantu keamanan publik melawan kriminal terorganisir sebagai bentuk perhatian kepada hak asasi manusia (HAM)," kata juru bicara militer Meksiko, dilansir Dallas News.
Otoritas Meksiko menambahkan, insiden yang dialami warga AS ini adalah sebuah kesalahpahaman. Kartel narkoba di Matamoros menganggap bahwa empat warga AS itu sebagai penyelundup narkoba asal Haiti.
Dikutip The New York Times, warga Meksiko turut mengkritisi pemerintah karena sangat cepat dalam menyelesaikan kekerasan yang dialami warga AS. Di sisi lain, mereka menganggap pemerintah abai terkait kasus kekerasan dan penculikan dialami warganya sendiri.
3. Meksiko kritisi rencana penerjunan tentara AS ke negaranya
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard, pada Jumat (10/3/2023), mengkritisi komentar eks Jaksa Agung AS William Barr yang menginginkan keikutsertaan tentara AS melawan kartel narkoba di Meksiko.
"Meksiko tidak akan pernah membiarkan kedaulatannya dilanggar oleh negara manapun. Penyebab utama kekerasan dan kekuatan dari kartel narkoba adalah kebebasan peredaran senjata militer di AS yang merambah ke Meksiko. Ini juga disebabkan oleh tingginya permintaan narkoba di AS," tutur Ebrard, dikutip Reuters.
Ebrard menambahkan, proposal Barr akan membawa kekerasan dan semakin banyak korban berjatuhan di perbatasan kedua negara. Ini juga akan mengikis kooperasi antara AS dan Meksiko.
"Kami membutuhkan sebuah kebijakan soal narkoba yang efektif dan peredaran senjata api ilegal ke Meksiko harus dihentikan," tambahnya.