Microsoft Dikabarkan Bahas Akuisisi TikTok, Trump Ingin Banyak Penawar

- Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan Microsoft dalam pembicaraan untuk membeli TikTok.
- Microsoft hampir akuisisi TikTok pada 2020 setelah tekanan dari Trump, namun kesepakatan gagal.
- Pemerintah AS mempertimbangkan kesepakatan yang memungkinkan ByteDance tetap memiliki sebagian saham TikTok dengan pengawasan Oracle.
Jakarta, IDN Times - Pada Senin (27/1/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk membeli TikTok. Ia juga berharap ada lebih banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan aplikasi tersebut, yang selama ini dikaitkan dengan isu keamanan nasional.
Ketika ditanya oleh wartawan mengenai kemungkinan Microsoft mengakuisisi TikTok, Trump menjawab, “Saya akan mengatakan ya,” dan menambahkan, “Ada banyak ketertarikan pada TikTok. Minat terhadap TikTok sangat besar.” Namun, baik Microsoft, TikTok, maupun ByteDance belum memberikan tanggapan terkait pernyataan tersebut.
1. Microsoft pernah nyaris akuisisi TikTok pada 2020

Dilansir The Guardian, Microsoft bukan pertama kali tertarik membeli TikTok. Pada 2020, perusahaan itu hampir mengakuisisi aplikasi tersebut setelah Trump memerintahkan ByteDance untuk melepas TikTok di AS karena alasan keamanan.
Saat itu, Microsoft menjadi salah satu penawar utama. Namun, kesepakatan tersebut gagal. CEO Microsoft, Satya Nadella, menggambarkan negosiasi tersebut sebagai “hal paling aneh yang pernah saya tangani. Setelah Trump meninggalkan jabatannya, tekanan terhadap ByteDance pun mereda.
2. Trump akan putuskan masa depan TikTok dalam 30 hari
Trump mengatakan bahwa dirinya sedang berdiskusi dengan beberapa pihak yang berminat membeli TikTok. Dilansir BBC, ia memperkirakan keputusan mengenai masa depan aplikasi ini akan dibuat dalam waktu 30 hari ke depan.
Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda aturan yang mewajibkan ByteDance menjual TikTok atau menghadapi larangan di AS. Keputusan ini memberikan tambahan waktu 75 hari sebelum aturan mulai berlaku.
3. ByteDance dikabarkan akan tetap memiliki saham di TikTok
Dilansir CNA, pemerintah AS sedang mempertimbangkan kesepakatan yang memungkinkan ByteDance tetap memiliki sebagian saham TikTok. Namun, untuk memastikan keamanan data pengguna, pengelolaan informasi dan sistem pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle, perusahaan teknologi yang sebelumnya telah bermitra dengan TikTok.
Di sisi lain, Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum berbicara dengan pendiri Oracle, Larry Ellison, mengenai potensi akuisisi TikTok.
Selain Microsoft dan Oracle, startup teknologi asal AS, Perplexity AI, juga dikabarkan tertarik bergabung dengan TikTok AS. Menurut seorang sumber yang dikutip Reuters, perusahaan ini mengajukan proposal pembentukan perusahaan baru bernama “NewCo” untuk mengelola TikTok AS secara independen.
Dalam usulan tersebut, ByteDance akan menjual TikTok AS kepada investor, tetapi tetap mempertahankan kepemilikan atas algoritma rekomendasi utama. Sementara itu, pemerintah AS berpotensi memiliki hingga 50 persen saham dalam perusahaan baru ini setelah go public dengan valuasi minimal 300 miliar dolar AS (sekitar Rp4.851 triliun).
4. Sejumlah nama dikaitkan dengan akuisisi TikTok
Selain Microsoft, beberapa nama lain juga dikaitkan dengan potensi pembelian TikTok. Di antaranya miliarder Frank McCourt dan investor Kevin O’Leary.
Selain itu, YouTuber terkenal Jimmy Donaldson atau MrBeast mengklaim telah dihubungi oleh sejumlah investor terkait akuisisi TikTok. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi mengenai calon pembeli lainnya.
Dengan banyaknya pihak yang tertarik mengakuisisi aplikasi ini, keputusan akhir dari negosiasi akan menentukan siapa yang akan mengendalikan TikTok serta bagaimana kebijakan data pengguna di AS akan diatur ke depannya.