Negara Baltik Resmi Putus Jaringan Listrik dengan Rusia

- Negara Baltik memutus jaringan listrik BRELL dengan Rusia dan Belarus, mengakhiri ketergantungan energi dari Moskow.
- Lithuania, Latvia, dan Estonia akan menyambungkan listrik ke sistem energi Uni Eropa (UE) melalui jaringan listrik Lithuania-Polandia.
- Pemutusan jaringan listrik dianggap arah menuju kemandirian energi di negara Baltik, meskipun Rusia klaim adanya motif politik.
Jakarta, IDN Times - Negara-negara Baltik (Lithuania, Latvia, dan Estonia) resmi memutus sistem jaringan listrik BRELL dengan Rusia dan Belarus pada Sabtu (8/2/2025). Langkah ini berfungsi mengakhiri ketergantungan dan meningkatkan kemandirian energi dari Rusia.
Selama ini, negara-negara Baltik telah menggantungkan listrik dari Rusia sejak masa Uni Soviet. Setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina pada 2022, negara-negara tersebut mulai mengambil langkah untuk tidak lagi menggantungkan energi dari Moskow.
1. Sambut baik lepasnya ketergantungan energi dari Rusia
Menteri Energi Lithuania Zygimantas Vaiciunas mengatakan bahwa pemutusan jaringan listrik dengan Rusia dan Belarus adalah kabar baik. Ia pun sudah menghubungi pemerintah Latvia dan Estonia.
"Kami sudah mengalami masa-masa isolasi. Kini, sistem energi di Baltik sudah berada di tangan kami sendiri. Selama bertahun-tahun, kami mengoperasikan sistem milik Rusia dan menggantungkan kontrol dari Moskow dan rawan terhadap gangguan. Sekarang, kami memasuki era baru dan akan mengamankan kemandirian energi di masa depan," tuturnya, dikutip LRT.
Lithuania, Latvia, dan Estonia sudah menghentikan pembelian listrik dari Rusia dan Belarus dalam beberapa tahun lalu. Namun, ketiga negara tersebut masih mengoperasikan jaringan sistem listrik IPS/UPS yang berada di bawah regulasi Moskow.
Sementara itu, dari sebelas jaringan listrik yang menghubungkan Lithuania dan Belarus hanya satu yang masih beroperasi. Sedangkan, 3 dari 6 jaringan listrik yang menghubungkan ke Kaliningrad masih dipergunakan.
2. Akan menyambungkan dengan sistem energi Uni Eropa
Menteri Iklim dan Energi Latvia, Kaspars Melnis mengungkapkan bahwa negara-negara Baltik akan menyambungkan listrik ke sistem energi Uni Eropa (UE) akan tergabung dalam jaringan listrik Lithuania-Polandia.
"Setelah mengalami isolasi, tes operasi ini berhasil dieksekusi. Sistem ini akan menjadi transisi menjadi operasional normal. Sinkronisasi listrik dengan seluruh Eropa akan direncanakan sesuai jadwal," ungkapnya, dilansir LSM.
Ia menambahkan, saat ini sedang dilakukan fase kedua pengujian penggabungan jaringan listrik. Pengujian ini berfungsi mengetes dan memverifikasi kapabilitas stabilitas jaringan yang tidak akan berdampak pada konsumen.
3. Estonia sebut Rusia tidak dapat mengintimidasi negaranya
Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tshakna mengatakan bahwa pemutusan jaringan listrik Rusia dan Belarus adalah arah menuju kemandirian energi di Estonia dan negara Baltik lainnya.
"Dengan akhir dari ketergantungan energi negara-negara Baltik dengan Rusia, maka kami resmi membuat negara agresor tanpa opsi untuk menggunakan energi sebagai senjata melawan kami. Ini membuat sistem kami semakin kuat di level nasional maupun regional," terangnya, dikutip ERR.
Di sisi lain, Rusia mengklaim bahwa keluarnya ketiga negara itu dari sistem energi BRELL dilandasi motif politik. Moskow menyebut langkah ini akan berdampak pada peningkatan harga listrik di kawasan dan mengurangi daya saing ekonomi UE.