Para Jenderal Sudan Siap Mediasi untuk Akhiri Perang

Jakarta, IDN Times - Para pemimpin Inter-Governmental Authority on Development (IGAD), organisasi blok Afrika Timur, mengatakan bahwa kedua Jenderal Sudan yang bersaing sepakat untuk melakukan pertemuan. Hal itu diumumkan dalam pernyataan bersama pada Minggu (10/12/2023).
Sudan mengalami konflik mematikan setelah ketegangan antar pemimpin militer. Abdel-Fattah Buhan, yang memimpin pasukan pemerintah, dan Mohammed Hamdan Dagalo, yang memimpin milisi RSF, telah membantu pemerintah untuk saling berperang.
Pertempuran terbuka dimulai sejak 15 April dimulai di ibu kota Khartoum dan menyebar ke seluruh negeri. Lebih dari 9 ribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya terluka.
1. Gencatan senjata tanpa syarat dan dialog politik

Burhan, yang mengetuai Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan, hadir dalam acara IGAD di Djibouti. Sedangkan Dagalo berbicara melalui telepon dengan para pemimpin IGAD.
Dilansir Associated Press, pembicaraan dalam pertemuan itu menyepakati bahwa kedua Jenderal Sudan setuju mengadakan gencatan senjata tanpa syarat dan menemukan resolusi konflik melalui dialog politik.
Namun, pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk informasi kapan dan di mana para jenderal yang bersaing akan bertemu.
2. Pembicaraan untuk mengakhiri konflik Sudan
Kabar dari pertemuan para pemimpin IGAD belum secara resmi mendapatkan komentar langsung dari militer Sudan atau RSF. IGAD telah berdiri untuk memediasi mengakhiri konflik, bersama dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS).
"(Para jenderal Sudan) menerima prinsip pertemuan dalam waktu 15 hari untuk membuka jalan bagi serangkaian langkah membangun kepercayaan," kata Alexis Mohamed, penasihat Presiden Djibouti, dikutip dari VOA News.
Diharapkan, setelah pertemuan itu akan mengarah pada pembicaraan politik untuk mengakhiri konflik di Sudan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyambut baik pengumuman itu. Dia menyerukan agar para jenderal mematuhi komitmen dan melakukan perundingan tanpa penundaan.
3. Dua anggota Palang Merah Internasional Tewas

Sampai saat ini, perang di Sudan terus berkecamuk. Ribuan warga sipil tewas dan jutaan lainnya melarikan diri menjadi pengungsi.
Pada Minggu, konvoi kemanusiaan milik Komite Palang Merang Internasional (ICRC) mengalami serangan. Dilansir Al Jazeera, dua orang tewas dan tujuh lainnya terluka.
"Konvoi kemanusiaan, yang terdiri dari tiga kendaraan ICRC dan tiga bus, semuanya ditandai dengan jelas dengan lambang Palang Merah, dijadwalkan untuk mengevakuasi lebih dari seratus warga sipil yang rentan dari Khartoum ke Wad Madani ketika mereka diserang saat memasuki area evakuasi," kata ICRC.
RSF menuding tentara Sudan yang melakukan serangan tersebut. Tentara Sudan mengatakan konvoi melanggar perjanjian dengan mendekati posisi pertahanannya. Selain itu, konvoi disebut menggunakan mobil milik RSF