Parlemen Serbia Kacau, Ruang Sidang Sampai Berasap

- Anggota oposisi melempar granat asap dan gas air mata ke ruang sidang parlemen Serbia sebagai protes pemerintah.
- Tiga anggota Partai Progresif Serbia terluka dalam perkelahian itu, termasuk seorang perempuan hamil yang menderita stroke.
Jakarta, IDN Times - Parlemen Serbia dilanda kekacauan dengan penuh asap dan gas air mata di dalam ruang sidang. Penyebabnya karena anggota parlemen oposisi melempar granat asap dan gas air mata ke dalam ruang sidang. Aksi itu sebagai protes pemerintah dan mendukung mahasiswa yang berdemonstrasi.
Dengan puluhan anggota parlemen berkumpul di ruang sidang, anggota parlemen oposisi menyalakan suar dan melemparkan granat asap serta telur, sementara yang lain melompat dari tempat duduk mereka untuk berkelahi dengan petugas keamanan. Saat ruangan dipenuhi asap, beberapa orang membentangkan spanduk bertuliskan: "Serbia bangkit untuk menjatuhkan rezim."
1. Tiga anggota partai berkuasa terluka
Akibat insiden tersebut, sebanyak tiga anggota Partai Progresif Serbia (SNS) yang berkuasa, termasuk seorang perempuan hamil, terluka dalam perkelahian itu, dengan satu orang menderita stroke.
Dikutip dari N1, Rabu (5/3/2025), kekacauan itu menandai eskalasi dramatis terhadap gerakan protes yang dipimpin mahasiswa yang telah membuat negara itu terhenti, memberikan ancaman terberat sejauh ini terhadap pemerintahan garis keras Presiden Aleksandr Vucic.
2. Bermula dari insiden kanopi kereta api
Krisis politik Serbia dimulai setelah kanopi stasiun kereta api di kota Novi Sad runtuh pada November tahun lalu. Insiden tersebut menewaskan 15 orang.
Tragedi itu menjadi titik api ketidakpuasan laten yang telah terjadi selama 12 tahun kekuasaan Vucic. Acara peringatan bagi mereka yang tewas, berubah menjadi empat bulan protes.
Hampir setiap hari yang telah menarik banyak masyarakat Serbia dan mencapai setiap sudut negara Balkan tersebut.
Kanopi yang roboh tersebut telah menjadi simbol dari apa yang banyak orang lihat sebagai korupsi di jantung negara Serbia. Warga meyakini kanopi tersebut sebagai hasil dari pekerjaan terlalu terburu-buru subkontraktor yang buruk.
Selama pertikaian hari Selasa, beberapa anggota parlemen oposisi memegang plakat bertuliskan 'keadilan bagi yang terbunuh'. Sementara kerumunan di luar gedung mengheningkan cipta selama 15 menit, satu untuk setiap korban tragedi Novi Sad.
3. Pengunduran diri Perdana Menteri Serbia

Parlemen dijadwalkan untuk mengonfirmasi pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic pada Selasa (4/3) kemarin. Vucevic pada Januari lalu mengumumkan, ia akan mengundurkan diri dalam upaya untuk meredakan ketegangan politik.
Namun, para pengunjuk rasa melihat langkah tersebut sebagai upaya presiden untuk mengalihkan kesalahan – sebuah taktik yang telah ia gunakan untuk meredakan krisis masa lalu.
“Dengan pengunduran diri perdana menteri, (para pengunjuk rasa) berkata, ‘Tidak, tidak, tidak, ini tidak cukup. Kami tidak akan membiarkan Anda mengelabui kami lagi',” kata peneliti senior di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, Engjellushe Morina.
Vucevic kemudian pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Jasmina Obradovic, anggota parlemen yang menderita stroke. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Vucevic mengatakan baik Obradovic maupun negara secara keseluruhan akan mengatasi kesepakatan yang berlebihan ini.
Parlemen Serbia telah dijadwalkan pada Selasa untuk membahas 62 poin dalam agendanya, termasuk pemungutan suara untuk pemecatan Ketua Parlemen Ana Brnabic.
Brnabic mengatakan parlemen Serbia tidak akan mundur setelah kekacauan kemarin. Ia mengatakan, anggota parlemen yang mengganggu sidang adalah teroris. Anggota parlemen berusaha untuk melanjutkan sidang, tetapi anggota parlemen oposisi terus bersiul dan meniup terompet.