Pemberontak Duduki Damaskus, Presiden Suriah Kabur

- Kekacauan di Suriah semakin meningkat, dengan pemberontak mendesak masuk Damaskus dan kepanikan di Bandara Damaskus.
- Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dilaporkan meninggalkan Damaskus dengan pesawat pribadi menuju lokasi yang tidak diketahui.
Jakarta, IDN Times - Kekacauan makin menjadi di Suriah. Kelompok pemberontak disebut sudah semakin masuk mendesak ke Ibu Kota Damaskus.
Dilansir dari CBS, Minggu (8/12/2024), kepanikan juga terjadi di Bandara Damaskus. Dalam video yang beredar di media sosial, ratusan orang berlarian ke sana kemari melewati pos pemeriksaan keamanan dan berlomba-lomba menuju gerbang keberangkatan masing-masing.
Situasi di Bandara Damaskus makin kacau ketika staf bandara pun tak terlihat serta papan penunjuk waktu keberangkatan penerbangan tak menunjukkan jadwal terbaru.
1. Presiden Bashar al-Assad tinggalkan Suriah
Sementara itu, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dilaporkan sudah meninggalkan Damaskus menuju lokasi yang tak diketahui.
Pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights juga melaporkan ada sebuah pesawat pribadi yang meninggalkan Bandara Damaskus sekitar dini hari ini. Pesawat ini diduga membawa Assad.
Dengan kaburnya Assad dan pemberontak terus mendesak masuk Damaskus, sejumlah pihak menyebut bahwa pemerintah Suriah diyakini sebentar lagi akan tumbang.
2. Pemberontak duduki Provinsi Daraa
Sejak kemarin, para kelompok pemberontak telah menguasai Provinsi Daraa. Mereka sudah menduduki sekitar 90 persen provinsi tersebut.
Daraa sendiri disebut sebagai tempat lahirnya revolusi di awal perang Suriah. Wilayah ini berbatasan dengan Yordania.
3. Konflik Suriah membara lagi

Konflik Suriah kembali membara. Dalam sepekan terakhir, kelompok oposisi merangsek masuk Suriah dan berhasil merebut separuh dari Kota Aleppo. Serangan ini termasuk yang pertama kali terjadi lagi sejak 2016.
Suriah telah terlibat perang saudara sejak 2011 dan melibatkan sejumlah pihak asing. Adapun kelompok pemberontak yang terlibat adalah Tentara Pembebasan Suriah (FSA), YPG yang terafiliasi dengan PKK Turki serta Islamic State atau ISIS.
Awalnya perang pecah pada awal 2011, yakni para pemberontak melakukan protes terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan terus berkembang menjadi perang besar.