Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penelitian: Gara-gara YouTube, Banyak yang Percaya Bumi Datar

unsplash.com/Szabo Viktor

Austin, IDN Times - YouTube menjadi pihak antagonis dalam membuat semakin meningkatnya jumlah orang yang percaya bahwa bumi itu datar. Ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Asheley Landrum, seorang profesor Ilmu Komunikasi di Texas Tech University.

Ia sampai pada kesimpulan ini setelah timnya hadir dalam konferensi orang-orang yang percaya bumi datar di Rayleigh, North Carolina, Amerika Serikat pada 2017 lalu. Dari 30 orang yang diwawancara di sana, 29 orang mengaku mendapatkan informasi soal bumi datar dari YouTube.

1. Sebelumnya mereka tak percaya bumi itu datar

unsplash.com/NASA

Dalam jurnal yang diterbitkan di situs American Association for the Advancement of Science, Landrum menjelaskan bahwa para respondennya mengatakan mereka baru saja percaya bumi itu tidak berbentuk bulat, melainkan seperti piringan yang datar.

Sebanyak 29 orang mengaku dua tahun sebelumnya mereka masih percaya bahwa bumi itu bulat. Mereka memutuskan berubah pikiran setelah menonton video-video berisi teori konspirasi di YouTube. Di situs tersebut, segala macam video yang mempromosikan bumi datar bertebaran dengan bebas.

2. Ada pola khusus di mana mereka yang percaya bumi datar juga menonton video 9/11

unsplash.com/Szabo Viktor

Studi yang dilakukan Landrum pun menemukan pola menarik. Mayoritas mengungkap bahwa mereka senang menonton video konspirasi lainnya. Tema-tema video yang mereka tonton adalah 9/11, penembakan di sekolah Sandy Hook, serta apakah NASA--lembaga antariksa Amerika Serikat--memang pernah mendarat di bulan.

Dari video-video itu, YouTube kemudian merekomendasikan video-video soal bumi datar. Awalnya, sebagian mengaku tujuan menyaksikan video itu adalah untuk semakin meyakinkan diri bahwa bumi bulat. Rupanya, video yang mereka tonton justru mengubah apa yang mereka yakini itu.

3. Sebagian besar menyaksikan satu video yang sama, kemudian percaya

unsplash.com/NASA

Salah satu video yang paling banyak ditonton dan berhasil meyakinkan mereka berjudul 200 Proofs Earth is not a Spinning Ball. Penyebabnya adalah si pembuat video menggunakan beragam argumentasi untuk mendukung keyakinan bahwa bumi itu datar. Misalnya, dari teks kitab suci hingga teori konspirasi yang disambungkan dengan teori ilmiah.

Usai menontonnya, mereka pun terperangah. Kemudian, mereka menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mirip, seperti "di mana lengkungannya?" serta "mengapa garis horizon selalu sejajar dengan pandangan mata manusia?". Ketika ditambahkan dengan video serupa lainnya, pertanyaan tersebut berubah menjadi keyakinan.

4. YouTube diharapkan mengubah algoritma

unsplash.com/Leon Bublitz

Meski begitu, menurut Landrum, YouTube tidak sepenuhnya bersalah. Ia hanya berharap jika YouTube berniat untuk memperbaiki keadaan, maka mereka sudah sewajarnya mengubah algoritma demi menunjukkan informasi yang lebih akurat tentang planet bumi.

"Ada banyak sekali informasi di YouTube, tapi ada juga misinformasi. Algoritma mereka membuat mudah untuk berakhir di lubang kelinci dengan menampilkan informasi kepada orang-orang yang akan lebih rentan terhadap itu," kata Landrum.

Ini karena Landrum menilai ada konsekuensi negatif dari mempercayai bahwa bumi itu datar. "Mempercayai bumi datar sebenarnya tak berbahaya, tapi ini bisa jadi satu paket dengan rasa tak percaya terhadap institusi dan otoritas secara lebih umum. Kami ingin orang-orang jadi konsumen yang kritis terhadap informasi yang diberikan, tapi harus ada keseimbangan."

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Sunariyah
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us