Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Ukraina: UE Gak Bisa Bertahan dari Rusia Tanpa Kami

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)
Intinya sih...
  • Ukraina berperan penting dalam keamanan UE dari agresi Rusia
  • Rusia mencoba menebar ketakutan dan keraguan di UE untuk menghancurkan tatanan internal blok tersebut
  • Ukraina ingin bergabung dengan UE sebagai pelindung di sisi timur yang berbatasan langsung dengan Rusia

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengatakan Ukraina kini memegang peranan penting dalam hal keamanan Uni Eropa (UE) dari agresi Rusia. Ia mengklaim bahwa dalam beberapa waktu terakhir, Moskow berulang kali mencoba melakukan penetrasi militer langsung ke UE selama konflik Ukraina.

”Presiden Rusia Vladimir Putin telah mencari celah di UE. Ketika menemukannya, ia akan menuangkan air mendidih ke dalamnya atau mencoba mencungkilnya dengan linggis,” kata Shmyhal dalam opininya di Politico, Jumat (14/2/2025).

Ia menambahkan bahwa selama ini Rusia berusaha untuk menebar ketakutan dan keraguan rakyat UE terhadap pemerintah mereka sendiri. Langkah itu diklaim sebagai bentuk penghancuran tatanan internal blok tersebut.

“Ketika rudal jelajah memasuki wilayah udara Polandia atau Rumania, itu merupakan tindakan agresi Rusia. Dan juga ketika pesawat tanpa awak berputar-putar di atas Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, itu adalah agresi Rusia,” tambahnya.

1. Ukraina sebagai negara pelindung sisi timur

Shmyal lantas mengungkapkan bahwa Ukraina lah yang kini menjadi pelindung UE di sisi timur yang berbatasan langsung dengan Rusia. Ia mengatakan bahwa blok tersebut kini semakin membutuhkan Ukraina.

“Saya akan terus terang saja. Tidak ada yang lebih memahami perang daripada orang Ukraina. Setiap hari, kami mengalaminya. Kami menjadi lebih kuat, tumbuh lebih banyak akal, dan lebih mudah beradaptasi dengan kesulitan hidup dalam perang,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Ukraina lebih mahir dalam pertempuran modern langsung dibanding negara lainnya di UE. Selain itu, pengembangan teknologi yang mereka miliki juga perlahan mulai berkembang pesat.

”Tentu saja, kami menghargai kontribusi dari sekutu NATO kami, dan Ukraina hampir tidak mungkin bisa bertahan melawan Rusia selama tiga tahun sendirian,” katanya.

2. Ukraina dorong keanggotannya di UE

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Shmyal juga mengatakan kembali keinginan Ukraina untuk bergabung dengan UE. Keanggotaan Ukraina, kata dia, akan memberikan dampak signifikan terhadap iklim pertahanan militer blok tersebut.

Militer Ukraina yang tangguh, kata dia, dapat menjadi alternatif bagi militer AS, yang saat ini memiliki lebih dari 65.000 tentara di Uni Eropa, dengan penempatan terbesar di Jerman, Italia, dan Spanyol.

Hadirnya Ukraina sebagai bagian dari anggota UE akan memperluas tapal batas UE hingga ke timur dan mendapatkan pembela yang andal untuk berhadapan secara langsung dengan Rusia.

”Kami bukanlah negara yang memohon untuk bergabung dengan UE demi memperoleh dana publik, preferensi, atau keuntungan. Kami adalah negara yang tahu nilainya dan jujur ​​dengan sekutunya. Kami adalah negara yang dapat menjadi fondasi pertahanan seluruh Eropa,” tegasnya.

3. Pengajuan keanggotaan Ukraina masih belum sepenuhnya disetujui

Ilustrasi pengunjuk rasa mengibarkan bendera Ukraina. (unsplash.com/Gayatri Malhotra)

Dilansir Atlanticcouncil, keinginan Ukraina untuk bergabung ke UE mulai signifikan dibahas sejak invasi Rusia ke negara itu pada Februari 2022. Presiden Volodymyr Zelenskyy saat itu menyatakan minatnya untuk bergabung dalam UE dan NATO untuk mencari perlindungan keamanan.

Namun, penerimaan keanggotaan di UE tampaknya tak akan berlangsung cepat. Ekspor gandum Ukraina ke UE dikhawatirkan dapat memonopoli pasar UE jika akses pasar bebas diberikan kepada negara itu.

Selain itu, gelombang migrasi dari Ukraina juga menjadi kekhawatiran sendiri bagi blok tersebut. Warga Ukraina dikhawatirkan akan secara masif menyebar ke seluruh penjuru UE jika aksesi diberikan secara langsung.

Namun, bukan hal yang mustahil bagi Ukraina untuk bergabung. Duta Besar UE untuk Ukraina, Katarína Mathernová, mengatakan bahwa Ukraina kemungkinan bisa menjadi anggota penuh di akhir dekade ini atau sekitar tahun 2029 jika berhasil melakukan reformasi.

Sementara itu, Zelenskyy telah menggarisbawahi tekad negaranya untuk mencapai integrasi jalur cepat. Ukraina kini berharap kemajuan itu bisa dicapai pada 2025 ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us