Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Afsel: Dunia Harus Berbuat Lebih Banyak untuk Palestina 

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa. (instagram.com/@cyrilramaphosa)
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa. (instagram.com/@cyrilramaphosa)

Jakarta, IDN Times – Afrika Selatan (Afsel) mendesak masyarakat internasional untuk tidak menutup mata terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza Palestina saat ini.

Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan, pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan oleh Israel telah mencapai tingkat kekejaman, kebencian, dan penindasan yang sangat parah.

”Dunia harus berbuat lebih banyak untuk mengakhiri penganiayaan terhadap warga Palestina, termasuk terhadap banyak perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah,” kata Ramaphosa, Sabtu (11/5/2024) dilansir Anadolu.

Ramaphosa juga mengatakan, pihaknya pada Jumat kembali ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk meminta perintah mendesak guna melindungi rakyat Palestina di Gaza. Mereka harus dilindungi dari pelanggaran berat dan hak-hak mereka berdasarkan Konvensi Genosida.

1. Perlunya gencatan senjata segera

Para perwakilan Afrika Selatan dalam pembacaan putusan ICJ pada Jumat, 27 Januari 2024. (twitter.com/@CIJ_ICJ)
Para perwakilan Afrika Selatan dalam pembacaan putusan ICJ pada Jumat, 27 Januari 2024. (twitter.com/@CIJ_ICJ)

Ramaphosa mengatakan, negaranya percaya bahwa gencatan senjata permanen di Gaza diperlukan agar pengadilan dapat diterapkan secara efektif. Dia menambahkan, negaranya sangat terdorong oleh protes mahasiswa di Amerika Serikat dan belahan dunia lain.

“Kami juga sangat terdorong dengan diadopsinya rancangan resolusi Majelis Umum PBB yang merekomendasikan kepada Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali permohonan Negara Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB,” katanya.

Pada Jumat, sebanyak 143 negara anggota Majelis Umum PBB menyepakati resolusi terkait keanggotaan Palestina di badan itu. Resolusi menetapkan bahwa negara Palestina harus diterima menjadi anggota penuh PBB dan merekomendasikan Dewan Keamanan mempertimbangkan kembali masalah tersebut dengan baik.

2. Afrika Selatan seret Israel ke ICJ

Sidan pembacaan putusan ICJ di Den Haag Belanda pada Jumat, 26 Januari 2024. (twitter.com/@CIJ_ICJ)
Sidan pembacaan putusan ICJ di Den Haag Belanda pada Jumat, 26 Januari 2024. (twitter.com/@CIJ_ICJ)

Akhir tahun lalu, Afrika Selatan melaporkan Israel ke pengadilan tinggi PBB, yang saat ini dituduh melakukan genosida.

Pada Januari, keputusan sementara mengatakan bahwa Tel Aviv melakukan genosida di wilayah pesisir tersebut. Mereka memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa warga sipil menerima bantuan kemanusiaan.

Pemimpin Afrika Selatan itu mengatakan, permohonan terbaru mereka ke ICJ menyusul peningkatan serangan Israel terhadap Rafah. Hal tersebut telah memperburuk situasi dan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap hak-hak warga Palestina di Gaza.

Rafah merupakan rumah bagi 1,5 juta pengungsi Palestina yang mencari perlindungan terakhir. Saat Israel mengumumkan penyerangan terhadap wilayah Rafah, beberapa kalangan berpendapat bahwa langkah itu akan membuat jumlah korban semakin bertambah dan krisis semakin parah di Gaza.

3. Serangan Israel ke Rafah di tengah upaya gencatan senjata

Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)
Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Dilansir Reuters, serangan Israel ke Rafah kini berlanjut. Pasukan Israel membombardir kawasan Rafah pada Kamis, ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menampik ancaman Presiden AS Joe Biden untuk menahan senjata dari Israel jika menyerang kota Gaza selatan tersebut.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan pada Kamis malam, putaran terakhir perundingan tidak langsung di Kairo untuk menghentikan permusuhan di Gaza telah berakhir tanpa hasil yang baik. Upaya gencatan senjata kembali menemui jalan buntu.

Israel telah mengajukan keberatannya kepada mediator mengenai proposal Hamas untuk kesepakatan pembebasan sandera. Baik Hamas maupun Israel sama-sama tidak menemui titik temu dalam proposal yang diajukan.

Sementara itu di Gaza, kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengatakan pejuang mereka menembakkan roket anti-tank dan mortir ke tank-tank Israel yang berkumpul di pinggiran timur kota tersebut.

Jumlah korban tewas di Gaza hingga hari ini terus meningkat. Sebanyak 35 ribu lebih warga Gaza tewas, lebih dari 80 ribu lainnya mengalami luka-luka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us