Presiden Prancis Dukung Modernisasi Militer di Armenia

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Kamis (19/7/2024), mendukung kontrak perjanjian pertahanan untuk memordernisasi alutsista Armenia. Ia pun mendukung integritas teritorial Armenia dan mengupayakan percepatan negosiasi perdamaian dengan Azerbaijan.
Pekan ini, Armenia sudah mengadakan latihan militer gabungan bertajuk Eagle Partner dengan Amerika Serikat (AS). Latihan militer tersebut diklaim untuk meningkatkan kemampuan operasi penjagaan perdamaian dan lainnya.
1. Macron sebut Armenia tidak berniat memulai perang

Macron mengatakan bahwa Armenia tidak pernah berencana untuk memulai perang dan menginvasi negara lain menggunakan senjata dari Prancis.
"Ini normal dalam merespons permintaan dari negara berdaulat yang ingin memodernisasi persenjataannya untuk menghindari serangan dari negara lain. Saya tidak pernah mendengar Perdana Menteri (PM) Armenia, Nikol Pashinyan, berencana memulai perang," ungkapnya, dilansir News AM.
Ia menambahkan, Azerbaijan sudah mempersenjatai dirinya sendiri jauh lebih baik dibanding Armenia dalam 1 dekade terakhir.
"Jika Anda melihat dalam sedekade terakhir. Azerbaijan sudah mempersenjatai dirinya sendiri dibanding Armenia. Jika ingatan saya benar, Azerbaijan yang memulai perang dengan Armenia pada 2020," sambungnya.
2. Azerbaijan kecam pernyataan Presiden Macron

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, Aykhan Hajizade, mengecam sikap tidak bersahabat Prancis terhadap negaranya dan langkah untuk merusak upaya perdamaian dengan Armenia.
"Operasi militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh dan kelanjutan pembangunan militer ini menjadi tujuan utama negaranya. Langkah yang sama juga dilakukan oleh Armenia yang mengokupansi negara kami," klaim Hajizade, dikutip RFE/RL.
Dalam beberapa bulan terakhir, relasi Prancis-Azerbaijan terus memanas di tengah dukungan terhadap Armenia. Bahkan, Paris menuding Baku telah menyebarkan propaganda yang menyulut kerusuhan di Kaledonia Baru.
3. Armenia-Azerbaijan saling tuding memblokir upaya perdamaian
Pada Kamis (18/7/2024), PM Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuding satu sama lain memblokir mediasi yang diupayakan oleh Inggris di Istana Blenheim, London.
"Armenia sudah menolak proposal untuk kedua pemimpin dalam pertemuan yang dimediasi oleh pemerintah Inggris. Kami mengklaim Pashinyan menolak bertemu di London dalam berniat menarik diri dari agenda perdamaian," tuturnya, dikutip Reuters.
Di sisi lain, Armenia menuding bahwa Aliyev yang menolak undangan untuk bertemu dengan Pashinyan ketika berada di Inggris.
Kedua pemimpin sudah berulang kali menyatakan ingin menandatangani perjanjian perdamaian untuk mengakhiri konflik terkait dengan sengketa wilayah di Nagorno-Karabakh.