Presiden Republika Srpska Minta Putin Hapus Mandat Perwakilan Bosnia

Jakarta, IDN Times - Presiden Republika Srpska (RS), Milorad Dodik, mengunjungi Rusia secara tiba-tiba usai divonis hukuman penjara selama 1 tahun oleh Pengadilan Bosnia-Herzegovina karena melawan konstitusi.
Putusan hukum kepada Dodik telah menimbulkan perselisihan di dalam pemerintahan Bosnia. Dia menolak vonis dan mengklaim akan terus memperjuangkan kepentingan rakyat Serbia di Bosnia.
Tensi ini membuat Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, juga mengunjungi Sarajevo dan mendukung penuh integritas teritori Bosnia. Sementara itu, Uni Eropa (UE) sudah mengirim tambahan pasukan penjaga perdamaian di Bosnia (EUFOR).
1. Mengapresiasi dukungan Rusia kepada Republika Srpska
Dodik mengaku bahwa pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin berjalan dengan baik. Pertemuan dengan Putin ini menjadi yang ke-26 kalinya secara berturut-turut.
"Putin tahu detail soal ini dan keseluruhan situasi di sini. Dia tertarik dalam sesuatu yang ditanyakan oleh rakyat. Rusia menjadi penjamin penting dari perjanjian perdamaian Bosnia. Putin setuju untuk mengakhiri mandat dari perwakilan tinggi ilegal tersebut," ungkapnya pada Selasa (1/4/2025), dikutip dari Sarajevo Times.
Ia mengungkapkan bahwa Putin menganggap Perwakilan Tinggi Bosnia tidak memiliki status resmi. Dodik menyebut Putin sudah memberikan detailnya dan apa yang harus kami lakukan ke depannya.
2. Dodik masuk daftar buronan Interpol
Pekan lalu, Pengadilan Bosnia-Herzegovina sudah menyatakan bahwa Dodik sebagai buronan dan sudah diserahkan kepada Interpol. Namun, ia justru bepergian ke beberapa negara dalam beberapa hari terakhir.
Melansir TVP World, sebelum melawat ke Moskow, Dodik sudah bepergian ke Serbia dan tidak menggubris perintah penangkapan dari Interpol. Ia pun melanjutkan kunjungannya ke Israel untuk menghadiri Konferensi Ant-Semit di Yerusalem.
Alih-alih bertahan di RS, Dodik sempat mengatakan akan berkunjung ke Moskow untuk menghadiri upacara Hari Kemenangan pada 9 Mei. Ia pun mengaku tidak bersalaha dan mengklaim tuduhan tersebut dilandasi motif politik.
3. Rusia klaim Bosnia terancam perang saudara

Kedutaan Besar Rusia di Sarajevo menilai bahwa penetapan hukum Dodik ini mengancam pecahnya konflik baru di Bosnia-Herzegovina. Pihaknya mengklaim situasi ini diinstigasi oleh Barat.
"Pengadilan Bosnia meyakinkan bahwa Perwakilan Tinggi Bosnia sebagai pihak yang memiliki hak untuk menetapkan perubahan kode kriminal sesuai jeratan yang diterima Dodik. Mandat perwakilan ini adalah operasi khusus dari Barat untuk memasang sosok yang sesuai kepentingannya," tuturnya.
Melansir RFE/RL, Menteri Luar Negeri Bosnia, Elemdin Konakovic memperingatkan bahwa tindakan Dodik berlawanan dengan kepentingan Bosnia. Ia menyebut, langkah Dodik telah menghalangi masuknya Bosnia dalam UE.
Sedangkan, Sekretaris Jenderal OSCE, Feridun Sinirlioglu menyebut bahwa langkah Dodik akan membawa konsekuensi besar soal perdamaian dan stabilitas Bosnia dan kawasan Balkan.