Rusia: AS Jangan Minta Hasil Instan dalam Negosiasi Damai

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mendesak Amerika Serikat (AS) tidak meminta hasil instan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
"Semua berjalan dengan baik. Namun, tentu saja, proses ini tidak bisa dilakukan secara instan. Sudah terdapat kerusakan besar dari hubungan bilateral Rusia-AS yang dilakukan selama kepemimpinan mantan Presiden Joe Biden," terangnya pada Minggu (13/4/2025), dikutip TVP World.
Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah mengutus Steve Witkoff untuk berkunjung ke St. Petersburg, Rusia. Ia pun sudah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendiskusikan perdamaian di Ukraina.
1. Trump sebut perjanjian Rusia-Ukraina akan berjalan damai

Pada hari yang sama, Trump menyebut proses perdamaian Ukraina dan Rusia akan berjalan dengan baik.
"Saya pikir Ukraina-Rusia akan baik-baik saja dan Anda akan mendapatkan hasilnya sesegera mungkin. Tidak ada titik di mana Anda harus menanganinya atau bungkam. Kami akan melihat apa yang akan terjadi, tapi semua akan berjalan dengan baik," tuturnya.
Sebelumnya, Trump sudah mengungkapkan kegeramannya terhadap sikap Rusia. Ia pun mendesak Rusia untuk segera menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau akan ada sanksi tambahan.
2. Rusia lancarkan serangan misil ke Sumy
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan serangan ke pusat kota Sumy. Serangan misil tersebut telah menewaskan 34 orang dan menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Serangan rudal balistik pada saat perayaan Hari Minggu sebelum Paskah adalah sebuah kejahatan besar. Hanya orang jahat yang akan melakukan aksi seperti ini," ungkap Zelenskyy, dikutip The Moscow Times.
Selain 34 korban tewas, termasuk 2 anak-anak, terdapat 117 orang yang mengalami luka-luka, termasuk di antaranya 15 anak-anak imbas serangan tersebut.
Di sisi lain, Rusia sempat mengklaim bahwa Ukraina yang melanggar perjanjian gencatan senajta di sektor energi. Moskow menuding Kiev melancarkan serangan ke infrastruktur energinya dalam sepekan terakhir.
3. Zelenskyy desak tekanan besar terhadap Rusia

Zelenskyy menyerukan kepada negara-negara Barat dan seluruh dunia untuk mendesak Rusia usai serangan besar di Sumy.
"Saya berterima kasih kepada pemimpin dunia dan orang biasa yang turut berbelasungkawa atas insiden di Ukraina dan mengecam serangan Rusia. Kami melihat kurangnya tekanan kepada Rusia untuk segera menghentikan serangannya di Ukraina," ujarnya, dikutip The Kyiv Independent.
Ia menambahkan, Moskow yang sebenarnya ingin melanjurkan perang karena telah menolak gencatan senjata selama 30 hari. Ia menyebut, Rusia tidak takut untuk terus menyerang tanpa adanya tekanan berarti.
Sementara itu, Sumy yang terletak di perbatasan Rusia terus berada di bawah tekanan sejak Moskow berhasil memukul mundur tentara Ukraina di Kursk.