Rusia Umumkan Rencana Penambahan 1,5 Juta Personel Militer

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Rusia telah mengumumkan ekspansi militer Rusia secara besar-besaran pada Selasa (17/1/2023). Sesuai rencana itu, Rusia akan menambah tentaranya hingga 1,5 juta jiwa dalam kurun waktu 3 tahun.
Pekan lalu, Intelijen Ukraina memprediksi bahwa Rusia tengah merencanakan penambahan personel militernya. Bahkan, Ukraina menyebut Rusia akan menambah pasukan hingga 2 juta jiwa lewat mobilisasi yang diadakan pada awal 2023.
1. Rusia berencana tingkatkan jumlah tentaranya

Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergei Shoigu, mengungkap bahwa tujuan rencana adalah ekspansi personel militer yang semula berjumlah 1 juta menjadi 1,5 juta. Jumlah itu termasuk 695 ribu pasukan kontrak yang telah direncanakan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, sejak 21 Desember, dilansir The Kyiv Independent.
Bersamaan dengan itu, Shoigu mengumumkan pembentukan dua distrik militer di Moskow dan St. Petersburg. Di samping itu, pasukan akan dibentuk di Republik Karelia yang berbatasan langsung dengan Finlandia.
Keputusan pembentukan tentarra di Karelia ini menanggapi rencana masuknya Finlandia dan Swedia menjadi anggota NATO.
2. Rusia tingkatkan kemampuan perang di sejumlah lini

Shoigu menambahkan, Rusia berencana meningkatkan kemampuan perangnya di Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Pasukan Penerjun Roket Strategis. Ini dilakukan untuk memperkokoh pertahanan Rusia.
"Hanya dengan menguatkan komponen struktural dari personel militer, ini memungkinkan jaminan keamanan militer negara dan melindungi entitas baru dan fasilitas penting dari Federasi Rusia," paparnya, dikutip The Hill.
Rusia menjustifikasi bahwa ekspansi militer ini akibat proxy war yang dilakukan Barat untuk melawan Rusia melalui Ukraina. Kremlin menganggap Barat memberikan dana besar dan bantuan militer di Ukraina selama 11 bulan invasi Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Barat secara tidak langsung terlibat aktivitas militer, perang ekonomi, finansial, hukum, dan langkah yang dilakukan telah melanggar aturan hukum.
3. Shoigu kunjungi tentara Rusia di Ukraina
Pada hari yang sama, Shoigu juga berkunjung ke Kantor Pusat Pasukan Rusia di Ukraina. Ia datang ke Ukraina untuk mendiskusikan sejumlah materi kepada petinggi militer dan memberikan penghargaan kepada pasukan yang berjuang.
Kedatangan Shoigu ke Ukraina setelah adanya laporan progres baik dari pasukannya yang diklaim berhasil menguasai Soledar. Namun, tidak diketahui secara pasti di mana Shoigu berkunjung, dilaporkan The Moscow Times.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya suplai kebutuhan tentara di medan perang. Ia meminta agar disediakan tempat berteduh yang aman dan mengharapkan fokus dari tenaga medis dan unit logistik, termasuk kebutuhan organisasi di area pertahanan.
Pasalnya, sejak dimulainya perang, sudah terdengar bahwa suplai makanan dan perlengkapan mengalami kelangkaan. Bahkan, tempat tinggal sementara pasukan Rusia juga tidak layak.