Sempat Ditutup karena Drone, Bandara Munich Jerman Sudah Dibuka

- Asal-usul drone belum diketahui, dengan penampakan di beberapa negara Eropa
- Menteri dalam negeri Jerman serukan pendanaan dan penelitian lebih lanjut terkait ancaman drone
- Rusia bantah terlibat dalam kemunculan drone, meskipun Ukraina dan Denmark menuduh sebaliknya
Jakarta, IDN Times - Bandara Munich di Jerman telah dibuka kembali setelah sempat ditutup dua kali dalam waktu kurang dari 24 jam menyusul dugaan penampakan drone.
Bandara tersebut kembali beroperasi secara bertahap mulai pukul 7 pagi waktu setempat pada Sabtu (4/10/2025). Melalui situsnya, operator bandara memperingatkan bahwa penundaan penerbangan masih akan terus berlanjut sepanjang hari. Oleh karena itu, penumpang diimbau untuk terus memeriksa status penerbangan mereka sebelum berangkat ke bandara.
1. Asal-usul drone tersebut belum diketahui
Pada Jumat (3/10/2025) malam, pihak bandara menyatakan bahwa penerbangan dihentikan pukul 21:30 waktu setempat, menyebabkan sekitar 6.500 penumpang terlantar. Sedikitnya 17 penerbangan juga dihentikan pada Kamis (2/10/2025) malam akibat beberapa penampakan drone, dilansir dari BBC.
Juru bicara kepolisian mengatakan, terdapat dua penampakan drone yang dikonfirmasi oleh patroli polisi tepat sebelum pukul 23:00 di sekitar landasan utara dan selatan.
“Drone tersebut segera menjauh, sebelum dapat diidentifikasi,” tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.
Bandara di Denmark, Norwegia, dan Polandia baru-baru ini juga menangguhkan penerbangan akibat munculnya drone tak dikenal, sementara Rumania dan Estonia menuduh Rusia melakukan pelanggaran drone di wilayah mereka. Pesawat tanpa awak itu juga sempat terlihat di atas sebuah pangkalan militer di Belgia.
Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa siapa pun yang memiliki drone bisa saja berada di balik insiden tersebut.
2. Menteri dalam negeri serukan pendanaan dan penelitian lebih lanjut terkait ancaman drone
Menteri Dalam Negeri Jerman, Alexander Dobrindt, sebelumnya mengatakan bahwa insiden pada malam pertama merupakan peringatan serius mengenai ancaman drone. Menurutnya, pendanaan dan penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman ini, baik di tingkat nasional maupun Eropa.
Dobrindt juga berjanji akan mempercepat pengajuan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mempermudah polisi meminta militer untuk menembak jatuh drone.
Insiden ini terjadi ketika Jerman merayakan Hari Persatuan pada Jumat, dan ketika Munich bersiap menyambut akhir pekan terakhir Oktoberfest, yang setiap hari menarik ratusan ribu pengunjung ke kota tersebut. Festival bir dan karnaval tahunan itu sebelumnya sempat ditutup selama setengah hari pada Rabu (1/10/2025) akibat ancaman bom.
Penampakan drone di seluruh Uni Eropa (UE) juga mendorong diadakannya pertemuan puncak di Kopenhagen awal pekan ini. Beberapa negara anggota UE mendukung rencana pembentukan "drone wall” bertingkat, yang dapat mendeteksi, melacak, dan menghancurkan drone secara cepat.
3. Rusia bantah terlibat dalam kemunculan drone
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memperingatkan Eropa pada Kamis bahwa insiden drone baru-baru ini menunjukkan bahwa Moskow berupaya meningkatkan agresinya.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, juga mengatakan bahwa meskipun pihak berwenang belum dapat menyimpulkan siapa yang berada di balik kemunculan drone di negaranya, ia menyebutkan hanya ada satu negara yang menjadi ancaman bagi keamanan Eropa, yaitu Rusia.
Kremlin sendiri membantah terlibat dalam penampakan drone tersebut. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan menuduh Eropa sengaja memicu histeria demi membenarkan peningkatan pengeluaran militer mereka.
"Saya tidak akan melakukannya lagi. Saya tidak akan melakukannya lagi - tidak ke Prancis, Denmark, atau Kopenhagen," sindir Putin.