Sosok Taleb al-Abdulmohsen, Penabrak Pasar Natal di Jerman

- Taleb al-Abdulmohsen, seorang dokter Saudi, menabrakkan mobil ke kerumunan di pasar Natal Jerman, menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
- Taleb dikenal sebagai aktivis yang membantu perempuan Saudi melarikan diri dan memiliki pandangan anti-Islam serta mendukung partai sayap kanan di Jerman.
- Insiden ini menimbulkan kritik terhadap pemerintah Jerman karena tidak menindaklanjuti peringatan dari Arab Saudi sebelumnya.
Jakarta, IDN Times – Serangan mematikan terjadi di pasar Natal Magdeburg, Jerman, pada Jumat (20/12/2024) malam. Taleb al-Abdulmohsen, seorang dokter asal Arab Saudi, menjadi tersangka utama setelah menabrakkan mobil BMW ke kerumunan, menewaskan lima orang, termasuk seorang balita, dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Kejadian ini mengejutkan publik karena latar belakang tersangka yang tidak biasa.
1. Taleb al-Abdulmohsen: Latar belakang dan aktivitas kontroversial
Taleb al-Abdulmohsen (50) adalah seorang psikiater yang berasal dari Hofuf, Arab Saudi. Ia telah tinggal di Jerman sejak 2006 dan mendapatkan status pengungsi pada 2016. Tersangka dikenal sebagai aktivis yang membantu perempuan Saudi melarikan diri dari negaranya, sekaligus menjadi tokoh kontroversial karena pandangan anti-Islamnya.
Menurut laporan The New Arab, Taleb merupakan seorang ateis yang kerap mengkritik keras Islam, baik dalam wawancara dengan media Jerman maupun melalui akun media sosialnya. Bahkan, ia mengaku sebagai “kritikus Islam paling agresif dalam sejarah” dalam wawancara dengan media Frankfurter Allgemeine Zeitung pada 2019.
Sebagai pendukung partai sayap kanan Alternative für Deutschland (AfD), Taleb kerap menuding pemerintah Jerman gagal melindungi mantan Muslim.
Akun media sosialnya juga memuat banyak unggahan anti-Islam, termasuk teori konspirasi bahwa Jerman sedang “mengislamkan Eropa.”
2. Kejadian tragis dan tanggapan otoritas
Insiden ini terjadi pada pukul 19.00 waktu setempat di tengah keramaian pasar Natal di Magdeburg. Dilansir dari Hindustan Times, tersangka menabrakkan mobilnya ke kerumunan hingga menewaskan lima orang di lokasi, termasuk seorang balita. Sebanyak 86 orang mengalami luka berat, sementara 78 lainnya menderita luka ringan.
Polisi berhasil menangkap Taleb beberapa menit setelah serangan, dengan todongan senjata. Menurut laporan dari Bild, aksi ini diduga sudah direncanakan. Namun, hingga kini, motif pasti di balik serangan ini masih belum terungkap.
Otoritas Jerman juga mengonfirmasi bahwa Taleb telah memperingatkan tindakan ekstrem melalui unggahan di media sosialnya beberapa hari sebelum serangan.
“Saya memegang Jerman sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penganiayaan yang saya alami,” ujar Taleb dalam salah satu video unggahannya.
3. Respons dan investigasi lebih lanjut
Media Saudi mengecam keras insiden ini, meskipun belum memberikan tanggapan resmi tentang keterkaitan Taleb dengan kerajaan. Sebaliknya, pemerintah Jerman menghadapi kritik karena tidak menindaklanjuti peringatan dari Arab Saudi sebelumnya.
Peter Neumann, direktur International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence, menyebut profil tersangka sebagai sesuatu yang “tidak biasa.”
“Setelah 25 tahun berkecimpung di bidang ini, jarang saya menemukan kasus seperti ini: seorang mantan Muslim Saudi yang mendukung AfD dan ingin menghukum Jerman karena toleransinya terhadap Islamis,” katanya, dilansir dari Euro News.
Penyelidikan lebih lanjut kini difokuskan pada latar belakang tersangka, termasuk sejarahnya sebagai aktivis hak asasi manusia yang kemudian beralih menjadi kritikus vokal terhadap agama dan kebijakan imigrasi Jerman.