Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump-Kamala Saling Sindir Jelang Pilpres Amerika Serikat

Capres AS Partai Demokrat, Kamala Harris dan Capres AS Partai Republik, Donald Trump. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Pilpres AS akan digelar pada 5 November 2024 antara Kamala Harris dan Donald Trump.
  • Trump menyerukan kontrol ketat perbatasan AS dan hukuman mati bagi migran pembunuh, sementara Harris menuduhnya memecah belah Amerika.
  • Isu geopolitik dengan China menjadi bahasan menarik dalam kampanye, meski China meminta agar tidak dijadikan topik dalam pilpres AS.

Jakarta, IDN Times - Sepekan lagi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) akan digelar, tepatnya pada 5 November 2024. Saat ini, kedua kandidat, Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik, gencar melakukan kampanye untuk mendulang suara.

Dilansir dari VOA, Selasa (29/10/2024), Trump berkampanye di New York pada Minggu kemarin, sedangkan Harris menyambangi Philadelphia.

"Saya ingin memulai dengan mengajukan pertanyaan yang sangat sederhana, apakah kondisi kalian sekarang lebih baik dibandingkan empat tahun lalu?" tanya Trump di awal pidatonya.

Seketika massa pendukungnya kompak menjawab "tidak". Dalam kampanyenya yang digelar di Madison Square Garden ini, Trump juga menyindir Harris dengan menyebutnya sosok dengan IQ rendah.

Sampai hari ini, elektabilitas keduanya saling mengejar. Harris sempat berada di posisi atas. Lebih dari 38 juta suara juga telah diberikan melalui pemungutan suara dini dan via pos.

1. Hukuman mati bagi para migran

Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Dalam kampanyenya, Trump juga menyerukan perbatasan AS harus dikontrol ketat, termasuk memeriksa setiap imigran yang ingin masuk ke AS.

"Saya akan menghentikan invasi penjahat yang masuk ke negara kita. Hukuman mati bagi migran yang membunuh warga kita atau petugas penegak hukum juga harus ditetapkan," ucap Trump.

Soal ekonomi, Trump berjanji akan ada kebijakan baru untuk warga AS yang harus merawat keluarganya dengan memberikan kredit pajak.

2. Harris sebut Trump ingin pecah belah Amerika

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@VP)

Ocehan Trump langsung ditanggapi Harris. Dia menyatakan pernyataan Trump menjadi bukti dari niatnya memecah belah AS.

"Acara Donald Trump di Madison Square Garden memang benar-benar menyoroti poin yang telah saya sampaikan selama kampanye ini. Dia fokus pada diri sendiri dan upaya untuk memecah belah Amerika," kata Harris.

3. China minta tak dibawa dalam Pilpres AS

Capres AS Partai Demokrat, Kamala Harris dan Capres AS Partai Republik, Donald Trump. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selama kampanye, baik Trump dan Harris juga sering mendapatkan tantangan dan pertanyaan mengenai peta geopolitik dengan China. Isu perang dagang dan lainnya dengan China, selalu menjadi bahasan yang menarik dan kerap digoreng. Bahkan, topik ini sempat menjadi bahasan dalam debat pertama dan kedua, terkait tarif serta pajak.

Atas hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, China Mao Ning, meminta agar negaranya tidak menjadi salah satu topik dalam kampanye pemilihan presiden (pilpres) di AS.

"Pemilihan presiden adalah urusan Amerika Serikat. Kami tidak punya komentar tentang itu. Meski begitu, kami menentang untuk menjadikan China sebagai isu dalam pemilihan Presiden AS," kata Mao Ning dalam konferensi pers, September 2024 lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us