Turki Tangguhkan Aturan Bebas Visa bagi Warga Tajikistan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Turki memutuskan untuk menangguhkan kebijakan bebas visa kepada warga Tajikistan. Keputusan ini ditetapkan pada Minggu (7/4/2024), beberapa pekan setelah insiden serangan teroris di Rusia yang diduga dieksekusi oleh empat warga negara Tajikistan.
Selain Rusia, Turki juga sudah menyatakan kewaspadaannya terhadap potensi serangan teroris. Pada Februari lalu, Turki sudah dikejutkan serangan teroris di Pengadilan Istanbul dan pemerintah setempat mengklaim pelakunya adalah Revolutionary People's Liberation Party-Front (DHKP-C).
1. Terduga pelaku teroris di Moskow sempat berada di Turki
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki mengungkapkan bahwa warga Tajikistan yang hendak bepergian ke negaranya membutuhkan visa. Sebelumnya, warga Tajikistan tidak membutuhkan visa untuk berkunjung dan tinggal selama 90 hari di Turki.
Sampai saat ini, pemerintah Turki tidak memberikan komentar apapun terkait persyaratan visa bagi warga Tajikistan. Sedangkan sejumlah media Rusia menyebut kebijakan ini imbas dari serangan di Crocus City Hall, Moskow dan Gereja Kristen di Istanbul yang melibatkan warga Tajikistan.
Dilaporkan TVP World, Badan Keamanan Turki sempat mengungkapkan bahwa pelaku serangan di Moskow sempat akan mengadakan serangan teroris di Turki sebelum izin tinggal permanennya diperpanjang di Rusia.
Berdasarkan sejumlah sumber, 2 dari 4 terduga pelaku terorisme tersebut menaiki pesawat yang sama ketika meninggalkan Turki menuju ke Rusia pada 2 Maret. Sedangkan salah satu terduga pelaku bepergian dari Istanbul ke Moskow.
2. Tajikistan protes karena tidak diberitahukan dari awal
Mendengar keputusan ini, Kemlu Tajikistan melayangkan protes terhadap Kemlu Turki. Pihaknya menyebut Ankara sama sekali tidak memberitahukan Dushanbe soal keputusan pencabutan bebas visa kepada warga Tajikistan.
"Berdasarkan pengalaman di dunia internasional, Turki seharusnya memberitahu kepada kami mulai hari apa penerapan visa kepada warga Tajikistan diberlakukan. Sayangnya, informasi tersebut sama sekali tidak ada," terangnya, dilansir RFE/RL.
"Maka dari itu, warga Tajikistan diminta untuk mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan. Kami juga menyarankan agar warga Tajikistan untuk memilih negara lain sebagai destinasi transit dalam menyelesaikan perjalanannya," sambungnya.
3. Tajikistan tolak tuduhan Rusia menjadi tempat rekrutmen tentara Ukraina

Sehari sebelumnya, Kemlu Tajikistan menampik tuduhan Rusia bahwa Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Dushanbe membuka rekrutmen pasukan bersenjata untuk membela Ukraina.
"Kami menekankan bahwa tudingan dari pemerintah Rusia terkait rekrutmen tentara di Dushanbe untuk membantu militer Ukraina melawan Rusia tidak ada dasarnya," ungkap juru bicara Kemlu Tajikistan Shokhin Samadi, dikutip Reuters.
Pada Rabu (3/4/2024), Dewan Sekretariat Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Ukraina (SBU) ada di balik serangan teroris di Crocus City Hall dan tanpa bukti menuding Ukraina membuka rekrutmen pasukan di Tajikistan.
Di sisi lain, Ukraina menolak tudingan Rusia bahwa negaranya ada di balik serangan yang menewaskan 144 orang tersebut. Sementara, Amerika Serikat (AS) menyebut ISIS-K adalah pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu.