Zelenskyy Tolak Gencatan Senjata saat Hari Kemenangan Rusia

- Presiden Ukraina mengecam rencana gencatan senjata Putin di Moskow.
- Zelenskyy usulkan gencatan senjata selama 30 hari, tolak tawaran Putin.
- Rusia menolak usulan Zelenskyy, AS sebut masa depan negosiasi kritis.
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Senin (28/4/2025), mengecam rencana dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengadakan gencatan senjata saat peringatan Hari Kemenangan di Moskow.
"Sekarang, ada lagi rencana manipulasi lain. Dalam beberapa alasan, semua seharusnya menunggu hingga 8 Mei sebelum gencatan senjata hanya untuk memberikan Putin ketenangan untuk parade militernya. Rusia sudah menolak seluruh proposal dan terus memanipulasi dunia," tuturnya.
Sebelumnya, Rusia sudah mendesak pengakuan teritori dudukan di Ukraina sebagai bagian dari proses negosiasi perdamaian. Moskow juga meminta adanya jaminan Kiev tidak bergabung dalam aliansi NATO.
1. Zelenskyy usulkan gencatan senjata selama 30 hari
Selain menolak tawaran Putin, Zelenskyy mengusulkan persetujuan gencatan senjata seharusnya dapat dilakukan selama 30 hari di tengah perayaan Hari Kemenangan di Rusia.
"Gencatan senjata ini seharusnya tidak hanya beberapa hari saja dan kemudian kembali pada pembunuhan. Ini harus diputuskan sesegera mungkin, penuh, dan tanpa syarat selama setidaknya 30 hari untuk memastikan keamanan dan jaminannya," ungkapnya, dikutip The Kiev Independent.
Ia menambahkan bahwa komunitas internasional harus mampu memberikan tekanan lebih kepada Rusia agar bersedia menghentikan perang di Ukraina. Ia menilai Moskow tidak menginginkan gencatan senjata.
"Setiap hari menunjukkan bahwa tekanan harus diberikan kepada Rusia. Ini harus lebih kuat untuk menekan Moskow dalam mengakhiri perang. Perang ini sebenarnya hanya diinginkan oleh Rusia," tandasnya.
2. Rusia tolak usulan gencatan senjata dari Ukraina

Pada Selasa (29/4/2025), Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov menolak usulan gencatan senjata selama 30 hari dari Zelenskyy. Ia mengklaim Zelenskyy berusaha menghindari respons tawaran dari Rusia.
"Ini cukup sulit untuk disetujui perjanjian gencatan senjata jangka panjang tanpa jawaban dari pertanyaan yang sudah diutarakan oleh Putin. Kami belum mendengar respons dari Kiev dan ini masih belum jelas apakah mereka merencanakan untuk bergabung dalam gencatan senjata ini," tuturnya, dilansir The Moscow Times.
Meskipun demikian, Peskov mengatakan bahwa Moskow berharap Kiev dapat mengapresiasi upayanya untuk mengadakan gencatan senjata. Ia menyebut, langkah ini adalah awal untuk memulai negosiasi damai.
3. Rubio sebut masuki masa kritis upaya perdamaian di Ukraina

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio mengungkapkan bahwa dalam beberapa pekan ke depan akan menjadi masa-masa kritis bagi upaya perdamaian Rusia dan Ukraina.
"Kita sudah dekat, tapi kita masih belum begitu dekat. Saya pikir bahwa ini akan menjadi pekan yang sangat kritis. Kami akan menentukan apakah upaya ini menginginkan kami terlibat atau tidak. Jika tidak, maka ini saatnya untuk berfokus pada beberapa isu lain yang tak kalah penting," terangnya.
Ia menambahkan, tidak ada solusi militer dalam menyelesaikan perang. Rubio menyebut, satu-satunya solusi untuk mengakhiri perang di Ukraina adalah dengan bernegosiasi dan saling berkompromi.