Ukraina Klaim Lebih dari 3 Ribu Napi Mendaftar Jadi Tentara

- Lebih dari 3 ribu narapidana mendaftar sebagai tentara untuk meningkatkan personel militer di Ukraina.
- Narapidana yang berniat mendaftar dibatasi oleh kategori kesehatan dan tipe hukuman, seperti HIV, TBC, atau HPV.
- Hukuman bagi narapidana yang melanggar kontrak dengan militer akan sangat berat, dengan rentang antara 5-10 tahun penjara.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Hukum Ukraina Olena Vysotska mengklaim bahwa sudah ada lebih dari 3 ribu narapidana yang mendaftar sebagai tentara. Cara ini sebagai bagian meningkatkan jumlah personel militer di tengah kekurangan.
Sebelumnya, Vysotska sudah mengatakan bahwa terdapat sekitar 5 ribu narapidana yang setuju untuk diterjunkan ke medan perang. Nantinya, hukuman kepada para narapidana tersebut akan diampuni atau dikurangi setelah ikut berperang.
1. Narapidana yang dapat diterjunkan lebih sedikit dari rencana awal
Vysotska mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak narapidana yang berniat mendaftar dan bergabung dalam militer, tapi mereka dibatasi oleh kategori tertentu, seperti kesehatan dan tipe hukuman yang dilakukannya.
"Tes medis sudah dilakukan dan tentu para narapidana ada yang mengidap penyakit menular berbahaya, seperti HIV, TBC, atau HPV, sehingga mereka tidak dapat diterjunkan ke medan perang," terangnya pada Selasa (21/5/2024), dikutip Ukrinform.
"Ketika berbicara mengenai rencana menerjunkan narapidana sebanyak 20 ribu orang. Ini sangat teoritikal dan kenyataannya hanya sebesar 4-5 ribu orang. Kami juga harus realistis bahwa jumlah ini juga didorong keinginan orang tersebut untuk dibebaskan dengan syarat bergabung dengan militer atau tidak," sambungnya.
2. Akan ada hukuman berat bagi narapidana yang melanggar kontrak militer
Vysotska menekankan bahwa faktor penentu utama adalah hukuman yang menjerat narapidana tersebut. Ia juga melihat motivasi mereka untuk bersedia menjalani kontrak atau mereka hanya melihat ini sebagai kesempatan untuk bebas.
"Kami sudah mulai bekerja dalam memastikan bahwa mereka yang ingin bergabung dan menyerahkan berkas aplikasi untuk kemudian diberikan kepada pihak medis militer dan bertemu dengan komandan. Pihak unit nanti akan memberikan keterangan pada seseorang dan akan menyerahkannya ke pengadilan," ujarnya.
Dilansir TVP World, ia menambahkan bahwa hukuman bagi narapidana yang melanggar kontrak dengan militer akan sangat berat.
"Hukuman bagi orang melanggar kontrak ini sangat berat, dengan rentang antara 5-10 tahun penjara. Maka dari itu, siapapun yang berniat melanggar kontrak akan menghadapi hukuman tambahan hingga 10 tahun penjara dari vonis sebelumnya," terangnya.
3. Sebanyak 700 ribu warga Ukraina di luar negeri yang mendaftar lewat Rezerv+

Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina mengumumkan bahwa terdapat lebih dari 1 juta laki-laki usia konskripsi yang mendaftarkan di aplikasi mobile Rezerv+. Sedangkan sekitar 700 ribu di antaranya sudah memperbarui data militernya.
Dilaporkan The Kyiv Independent, penggunaan aplikasi tersebut berfungsi untuk mempermudah warga laki-laki berusia 18-60 tahun untuk memperbarui datanya dalam rangka meningkatkan partisipan mobilisasi militer pada tahun ini.
Terdapat hampir 150 ribu orang yang mendaftar setiap harinya melalui aplikasi tersebut sejak diluncurkan pertama kali. Dilaporkan sudah ada 1.727 warga di Polandia yang memperbarui datanya. Angka itu diikuti warga laki-laki Ukraina di Jerman sebanyak 1.369 dan 443 di Kanada.