Ukraina: Korea Utara Bantu Rusia karena Kemiskinan

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa (22/10/2024), mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) bersedia membantu kepentingan perang Rusia karena kemiskinan ekstrem di negaranya.
"Saya pikir Korut mendukung kebijakan Rusia hanya karena uang. Saya pikir Korut adalah negara yang sangat miskin. Maka dari itu, mereka bersedia mengirimkan warganya ke garis depan untuk membantu Rusia," terangnya, dilansir Interfax.
Dalam beberapa hari terakhir, situasi perang Rusia-Ukraina semakin panas imbas rumor pengiriman pasukan Korut ke Rusia. Zelenskyy bahkan menilai pengiriman tentara Korut untuk membantu Rusia adalah awal dari Perang Dunia.
1. Tentara Korut di Rusia terkendala masalah bahasa
Zelenskyy mengatakan, tentara Korut mengalami kesulitan beroperasi secara efektif di bawah komando Rusia karena terkendala perbedaan bahasa.
"Kami mendeteksi lokasi tentara dan personel teknis Korut di area dudukan sementara Rusia di Ukraina. Saya pikir mereka mengirimkan tentara untuk memahami lebih dulu apa yang akan terjadi. Kemudian mereka baru mengirimkan kontingen militer. Namun, bagaimana Anda akan mengatur mereka? Saya berbicara masalah bahasa dan masalah ini sangat serius," ungkapnya.
Sementara itu, Kiev menyebut detail perjanjian antara Korut dan Rusia tidak dipublikasikan. Namun, Rusia disebut sudah memberikan teknologi untuk membantu pengiriman satelit mata-mata, tank, dan pesawat kepada Korut sebagai bayaran atas suplai amunisi.
2. Intelijen Ukraina sebut tentara Korut akan tiba di Kursk Oblast
Kepala Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR), Kyrylo Budanov, mengatakan tentara Korut diperkirakan akan tiba di Kursk Oblast untuk membantu militer Rusia pada Rabu (23/10/2024).
"Kami menungggu unit pertama tentara Korut yang akan tiba besok di Kursk Oblast. Kami akan melihatnya gelombang pengiriman lanjutannya dalam beberapa hari ke depan," terangnya, dilansir The Kyiv Independent.
Sebelumnya, Budanov mengatakan kelompok pertama militer Korut terdiri dari 2.600 personel yang akan diterjunkan ke Kursk Oblast. Ia menyebut pengiriman ini bagian dari 11 ribu tentara Korut yang bergabung dalam militer Rusia untuk melawan Ukraina.
3. Korut bantah tuduhan kirim tentara ke Rusia

Perwakilan Korut di PBB membantah pengiriman tentara Korut ke Rusia dan menyebut kabar tersebut hanyalah sebuah rumor yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Ia pun enggan mengomentari masalah tersebut.
"Setelah disetujuinya perjanjian militer dengan Rusia, delegasi saya merasa tidak perlu mengomentari rumor yang tidak didasarkan fakta ini. Klaim dari Korea Selatan hanya bertujuan mencemarkan citra Korut dan merusak kerja sama antara dua negara berdaulat," tuturnya, dikutip Kyiv Post.
Di sisi lain, Kedutaan Besar Rusia di Seoul tidak mengakui kebenaran soal rumor pengiriman tentara Korut ke negaranya. Namun, pihaknya mendukung kerja sama pertahanan antara Rusia-Korut.
"Kami menekankan bahwa kerja sama antara Rusia-Korut tidak secara langsung melawan kepentingan keamanan Korsel," katanya.