Ukraina Rekrut Kembali Tentara yang Pernah Kabur dari Perang

Jakarta, IDN Times - Ukraina, pada Rabu (4/12/2024), dilaporkan kembali merekrut tentara yang sempat melarikan diri setelah menjalani kontrak militer. Keputusan ini bertujuan menambah jumlah tentara yang sedang menyusut dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) mendesak Ukraina untuk menurunkan usia wajib militer dari 25 tahun menjadi 18 tahun. Washington mengklaim masalah yang dihadapi Ukraina saat ini bukanlah kekurangan senjata melainkan kurangnya sumber daya manusia.
1. Sekitar 6 ribu tentara yang pernah kabur direkrut kembali
Wakil Kepala Polisi Militer Ukraina, Oleksandr Hrynchuk, mengatakan sekitar 6 ribu tentara yang melarikan diri kembali menjalankan tugasnya selama November. Bahkan, 3 ribu di antaranya mendaftar kembali dalam 72 jam usai amnesti diumumkan.
"Alasan melarikan diri dari unitnya sangatlah bermacam-macam, beberapa orang merasa transisi dari warga sipil ke tentara sangatlah berat. Kemudian ada yang selama ini hanya ditugaskan untuk menjadi pilot drone, tapi dipindahtugaskan di garis depan karena kurangnya infantri," tuturnya, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Perwira Batalion K-2 Ukraina, Mykhailo Perets, mengungkapkan dalam batalionnya sudah ada 30 orang yang pernah kabur dari unit lain.
"Beberapa yang mendaftarkan diri termasuk tentara yang pernah merasa kelelahan dan lari dari unitnya setelah ditugaskan dalam 7-8 tahun. Mereka pernah ditugaskan berperang menghadapi tentara dukungan Rusia di Donbass," terangnya.
2. Sebanyak 95 ribu tentara Ukraina kabur dalam perang
Berdasarkan data dari Kantor Kejaksaan Ukraina, hampir 95 ribu kasus kriminal dibuka kepada tentara yang melarikan diri dan berkhianat ketika berperang sejak 2022. Amnesti ini bertujuan memberi kesempatan kedua bagi tentara yang pernah kabur.
Kasus kaburnya tentara Ukraina di medan perang dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, jumlah tentara yang melarikan diri naik dua per tiga pada 2024, yang kian menambah beban bagi personel militer Ukraina yang masih berperang.
Peneliti dari lembaga Defense Priorities, Gil Barndollar, mengungkapkan peningkatan absennya tentara ini didorong oleh kelelahan. Personel militer Ukraina merasa kelelahan karena tidak ada rotasi untuk memulihkan fisik dan mentalnya.
"Personel militer Ukraina sering berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Mereka berada di usia 40 tahunan dan merasa lelah. Kemudian tentara yang masih berusia 20-an tahun akan menghadapi masalah moral yang lebih cepat," ungkapnya.
3. Ukraina bentuk Kementerian Persatuan Nasional
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengumumkan perubahan nama Kementerian Reintegrasi Teritori Okupansi Sementara menjadi Kementerian Persatuan Nasional Ukraina. Ia menyebut perubahan ini berfungsi menyatukan seluruh penduduk Ukraina.
"Pembentukan Kementerian Persatuan Nasional akan berkontribusi pada penetapan strategi dalam rangka memulangkan seluruh rakyat Ukraina yang meninggalkan negara agar mau hidup dan bekerja kembali di Ukraina," ungkap Shmyhal, dilansir Ukrinform.
Ia menambahkan, sejak awal invasi skala besar Rusia ke Ukraina, persatuan adalah senjata utamanya. Persatuan dinilai penting untuk seluruh rakyat di dalam negeri, persatuan bersama negara sekutu, dan rakyat Ukraina di seluruh dunia.