Wali Kota Kiev Desak Referendum soal Penyerahan Wilayah ke Rusia

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Kiev Vitaly Klitschko, pada Minggu (21/7/2024), menyerukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengadakan referendum soal penyerahan wilayah dudukan kepada Rusia. Ia menyebut ini sebagai langkah untuk menyudahi perang.
Pada Juni lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyatakan akan mengakhiri perang jika Ukraina bersedia menyerahkan wilayah yang telah dikuasai dan menghentikan rencana bergabung dengan NATO. Kiev menolaknya dan menyebut itu sebagai kekalahan.
1. Klitschko sebut Zelenskyy akan menghadapi kesulitan besar
Klitschko mengungkapkan, Zelenskyy akan menghadapi kesulitan dalam beberapa bulan ke depan. Masalah tentu semakin bertambah jika Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
"Apakah Anda ingin melanjutkan perang dengan korban dan kerusakan baru, atau berpikir soal penyerahan teritori kepada Putin? Dan apa tekanan yang ada jika Trump menang pemilu di AS? Bagaimana menjelaskan kepada negara bahwa kita butuh menyerahkan teritori yang sudah mengorbankan ribuan pahlawan kami? Tidak peduli apa yang dilakukannya, presiden kami berisiko melakukan bunuh diri politik," terangnya, dikutip RFE/RL.
"Zelenskyy harus menyelenggarakan sebuah referendum. Saya tidak berpikir bahwa dia mampu mencapai persetujuan penting dan amat menyakitkan ini sendiri tanpa persetujuan resmi dari rakyat Ukraina," sambungnya.
Belakangan ini, hubungan Klitschko dan Zelenskyy tidak akur sejak pertama kali terpilih sebagai presiden. Bahkan, terdapat sejumlah investigasi kepada mantan petinju itu untuk menyingkirkannya dari jabatan wali kota.
2. Tidak ada yang dapat memaksa Ukraina menyerahkan teritori kepada Rusia

Mengenai rencana perdamaian Trump, Zelenskyy mengaku tidak akan menerima proposal tersebut. Ia menekankan bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan teritorinya kepada Rusia.
"Jika salah satu orang di dunia ini menang dan orang tersebut adalah Donald Trump yang berniat menyelesaikan perang dalam 24 jam. Pertanyaannya adalah harga yang harus dibayarkan dan siapa yang akan membayar?" tanya Zelenskyy, dikutip The Kyiv Independent.
"Langkah sederhana dalam mencapai perdamaian dalam 24 jam adalah memaksa Ukraina untuk menyerahkan teritori dan menarik semua sanksi kepada Rusia, tapi tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat memaksa Ukraina melakukannya," sambung dia.
Ia menekankan, perang bukan mengenai 1 atau 10 orang saja, tapi mengenai sebuah negara yang mana Ukraina tidak akan melupakan kejahatan Rusia.
3. Sebanyak 74 persen warga Ukraina tolak penyerahan wilayah
Pada Desember 2023, Institut Sosiologi Internasional Kiev (KIIS) mempublikasikan hasil survei bahwa mayoritas atau sebanyak 74 persen warga Ukraina menolak penyerahan teritori kepada Rusia.
Meski demikian, KIIS menyatakan terdapat pengurangan penolakan warga terhadap penyerahan teritori Ukraina kepada Rusia. Pada Mei 2023, sebanyak 84 persen responden menyatakan penolakan penyerahan teritori.
Di sisi lain, terdapat kenaikan warga yang tidak mempermasalahkan penyerahan teritori kepada Rusia. Pada Mei 2023, warga yang setuju hanya sebesar 10 persen dan angka itu terus naik hingga mencapai 19 persen pada Desember 2023.
Sebelum Mei 2023, persentase responden yang mengaku siap menerima penyerahan teritori ke Rusia jumlahnya stabil di antara 8-10 persen.