Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Palestina Ratapi Staf Medis yang Tewas Dibunuh Israel

ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • 15 petugas kemanusiaan terbunuh oleh pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan
  • Jenazah mereka ditemukan terkubur dalam kuburan massal pada Minggu (30/3/2025)
  • Pasukan Israel menembak kendaraan tanpa lampu depan atau sinyal darurat yang bergerak mencurigakan

Jakarta, IDN Times - Kematian 15 paramedis dan petugas penyelamat di Rafah, Gaza selatan, menimbulkan duka mendalam bagi warga Palestina. Mereka dibunuh oleh pasukan Israel ketika hendak membantu korban serangan militer pada 23 Maret 2025. 

Jenazah mereka ditemukan terkubur dalam kuburan massal pada Minggu (30/3/2025). Dilansir dari The National, ke-15 jenazah tersebut dibawa dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, untuk dimakamkan pada Senin (31/3/2025).

Melalui Facebook, Bulan Sabit Merah Palestina mengunggah foto-foto prosesi salat jenazah sebelum korban dimakamkan. Keluarga dan kolega yang berduka tampak hadir dalam upacara tersebut.

1. Dibunuh saat menjalankan tugas kemanusiaan

Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa ke-15 orang tersebut menjadi sasaran tentara Israel saat menjalankan tugas kemanusiaan. Mereka sedang dalam perjalanan ke area Hashashin di Rafah untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban luka akibat serangan Israel sebelumnya.

Mereka yang tewas terdiri dari 8 pekerja Bulan Sabit Merah, 6 anggota unit darurat Pertahanan Sipil Gaza dan seorang staf badan PBB untuk Palestina (UNRWA). Sementara itu, satu orang petugas Bulan Sabit Merah lainnya yang ikut dalam misi tersebut dilaporkan hilang.

"Penargetan petugas medis Palang Merah oleh pendudukan hanya bisa dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional, yang terus dilanggar oleh pendudukan di depan mata seluruh dunia," kata organisasi kemanusiaan tersebut.

2. Korban dibunuh satu per satu

Dilansir dari The Guardian, kantor urusan kemanusiaan PBB (OCHA) mengungkapkan bahwa 15 pekerja kemanusiaan tersebut ditembak satu per satu oleh pasukan Israel sebelum akhirnya dikubur di dalam kuburan massal bersama ambulans mereka

"Kami menggali mereka dalam pakaian dinas mereka, dengan sarung tangan mereka masih terpasang. Mereka ada di sini untuk menyelamatkan nyawa. Sebaliknya, mereka berakhir di kuburan massal. Ambulans-ambulans ini telah terkubur di pasir. Ada kendaraan PBB di sini, terkubur di pasir. Sebuah buldoser – buldoser milik pasukan Israel – telah mengubur mereka," kata kepala OCHA di Palestina, Jonathan Whittall, dalam sebuah pernyataan video.

Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa beberapa korban tewas tertembak di dada dan tubuh mereka diikat. Kementerian mendesak PBB dan organisasi internasional lainnya untuk menyelidiki kasus tersebut dan meminta pertanggungjawaban Israel.

3. Israel bunuh 1.513 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober 2023

Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa berdasarkan laporan awal, pasukannya menembaki kendaraan yang bergerak secara mencurigakan ke arah tentara tanpa lampu depan atau sinyal darurat.

Mereka juga mengklaim pergerakan kendaraan tersebut tidak dikomunikasikan sebelumnya dengan militer dan wilayah tersebut merupakan zona pertempuran aktif. Namun, Palang Merah Palestina mengatakan bahwa wilayah tersebut dianggap aman dan pergerakan di sana berjalan normal tanpa memerlukan koordinasi.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyebut pembunuhan pekerja bantuan telah menjadi rutinitas.

"Jenazah rekan kami yang dibunuh di Rafah ditemukan kemarin, bersama dengan para pekerja bantuan dari (Bulan Sabit Merah Palestina), semuanya dibuang di kuburan dangkal – sebuah pelanggaran mendalam terhadap martabat manusia. Baik di garis depan, maupun di rumah bersama keluarga mereka, warga sipil harus dilindungi setiap saat," tulisnya di X pada Senin.

Menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza, setidaknya 1.513 pekerja kemanusiaan telah terbunuh, dan ratusan fasilitas medis serta pertahanan sipil hancur sejak dimulainya perang genosida Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, dilansir dari Anadolu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us