Zelensky Serukan Pembentukan Angkatan Bersenjata Eropa

- Zelensky serukan pembentukan 'pasukan Eropa' di tengah kekhawatiran AS tak lagi membantu Eropa
- Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio adakan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berdasarkan komunikasi sebelumnya antara Trump dan Putin
- Zelensky blokir kesepakatan yang dipimpin Trump karena tidak ada jaminan keamanan untuk Kyiv dan Eropa, serta menolak ide Ukraina bergabung dengan NATO
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan pembentukan ‘pasukan Eropa’. Seruan Zelensky digaungkan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin tidak akan lagi membantu benua itu.
Berbicara di Konferensi Keamanan Munich, ia mengatakan, Wakil Presiden AS JD Vance telah menjelaskan bahwa hubungan lama antara Eropa dan Amerika telah berakhir. Eropa, kata Vance perlu menyesuaikan diri dengan itu.
Zelensky menambahkan, Ukraina tidak akan pernah menerima kesepakatan yang dibuat di belakang kami tanpa melibatkan kami. “Apalagi setelah Donald Trump dan Vladimir Putin setuju untuk memulai perundingan damai,” kata Zelensky, dilansir dari BBC, Senin (17/2/2025).
Karenanya, Zelensky mengatakan, Eropa tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa Amerika Serikat mungkin akan berkata tidak kepada Eropa pada masalah yang mengancamnya. “Banyak, banyak pemimpin telah berbicara tentang Eropa yang membutuhkan militernya sendiri, pasukan Eropa,” tegasnya.
Konsep pasukan Eropa telah diusulkan oleh para pemimpin lain, termasuk Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang telah lama mendukung militer blok itu sendiri untuk mengurangi ketergantungannya pada AS.
1. Komunikasi AS-Rusia cukup intensif

Pada Sabtu pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengadakan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berdasarkan komunikasi sebelumnya antara Trump dan Putin.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, panggilan telepon itu dilakukan atas permintaan pihak AS. Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang Ukraina.
Namun, kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen untuk memulihkan dialog antara kedua negara. Panggilan telepon Trump dengan presiden Rusia awal minggu ini memecah keheningan selama hampir tiga tahun antara Washington dan Moskow.
Sebelumnya, utusan khusus Trump untuk Ukraina juga mengatakan Eropa akan diajak berkonsultasi tetapi tidak akan ikut serta dalam pembicaraan antara AS dan Rusia, jika dan ketika pembicaraan itu terjadi.
2. Eropa khawatir dengan perbincangan Trump-Putin

Dalam pernyataan yang mungkin akan menimbulkan kekhawatiran di Ukraina dan di antara sekutu Eropa, Keith Kellogg, utusan khusus AS untuk Ukraina mengatakan, negosiasi sebelumnya telah gagal karena terlalu banyak pihak yang terlibat.
"Ini mungkin seperti kapur di papan tulis, mungkin sedikit mengganggu, tetapi saya memberi tahu Anda sesuatu yang sangat jujur," ujar Kellogg.
Trump melakukan panggilan telepon dengan Putin minggu lalu di mana mereka membahas pembicaraan damai mengenai Ukraina, yang tampaknya mengesampingkan sekutu-sekutu utama. Presiden AS kemudian mengatakan bahwa ia dan Putin berencana untuk bertemu di Arab Saudi, dan menulis di media sosial bahwa keduanya telah saling mengundang ke ibu kota masing-masing.
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk kunjungan Trump ke Moskow. Mengenai keterlibatan Ukraina dalam perundingan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan minggu lalu bahwa Kyiv tentu saja dengan satu atau lain cara akan mengambil bagian dalam perundingan.
3. Trump incar sumber daya alam Ukraina

Zelensky juga mengatakan bahwa ia memblokir kesepakatan yang dipimpin Trump. Kesepakatan itu akan memberi AS akses ke sejumlah besar sumber daya alam Ukraina, karena kesepakatan itu tidak memiliki jaminan keamanan untuk Kyiv dan Eropa.
Trump rupanya pamrih ke Ukraina. Ia mendorong akses ke mineral langka di Ukraina sebagai imbalan atas bantuan. Trump bahkan sebagai kompensasi atas dukungan yang telah diberikan AS ke negara tersebut.
Awal minggu ini, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan, invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina adalah pengaturan ulang pabrik bagi NATO yang mengisyaratkan aliansi itu perlu kuat, kokoh dan nyata.
Menjelang peringatan tiga tahun invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Trump dan Hegseth sama-sama mengatakan bahwa Ukraina tidak mungkin bergabung dengan NATO. Menteri Pertahanan AS juga mengatakan bahwa kembalinya Ukraina ke perbatasan sebelum 2014 tidak realistis.