Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI Tahan Suku Bunga Acuan sejak Januari 2025, Kapan Diturunkan?

Konpers RDG BI periode Maret 2025. (IDN Times/Triyan)
Konpers RDG BI periode Maret 2025. (IDN Times/Triyan)
Intinya sih...
  • BI pertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen selama empat bulan terakhir.
  • Perry Warjiyo: penurunan suku bunga acuan setelah stabilitas nilai tukar rupiah terjaga.

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada April 2025. Artinya, suku bunga acuan BI tidak berubah selama empat bulan terakhir sejak Januari lalu.

Lantas, kapan BI akan menurunkan suku bunga acuannya?

1. Prioritas jangka pendek BI jaga stabilitas rupiah

Sumber : Pixabay
Sumber : Pixabay

Gubernur BI, Perry Warjiyo memberikan sinyal penurunan suku bunga acuan dapat dilakukan setelah memastikan nilai tukar rupiah tetap terjaga.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah melanjutkan pelemahan ke level Rp16.871,5 per dolar AS pada sore ini. Rupiah ditutup melemah 12 poin atau 0,07 persen dibandingkan penutupan kemarin. 

“Dalam jangka pendek, prioritas kami adalah stabilitas nilai tukar rupiah. Namun, setelah stabilitas nilai tukar dapat tetap terjaga, ruang penurunan suku bunga akan semakin terbuka. Itulah saatnya untuk menentukan kebijakan suku bunga lebih lanjut,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/4/2025).

2. BI pilih tahan suku bunga acuan di level 5,75 persen

ilustrasi suku bunga (freepik.com/Freepik)
ilustrasi suku bunga (freepik.com/Freepik)

Perry mengungkapkan, alasan BI mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2025 untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Selain itu, BI juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi agar sesuai dengan target sasaran di level 1,5–3,5 persen pada 2025 dan 2026.

“Ke depan, BI terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

3. Tarif resiprokal AS beri tekanan ke rupiah

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Perry menjelaskan, tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS.

BI pada 7 April 2025 melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan pada pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.

"Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tecermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur tanggal 8 April 2025," ungkapnya.

Menurutnya, pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us