1 Tahun Prabowo, Wamen Ossy: Fondasi Pemerataan Kesejahteraan

- Pencapaian Kementerian ATR/BPN dalam program PTSL: Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) terus menjadi tulang punggung kepastian hukum pertanahan. Hingga Oktober 2025, tercatat 123,3 juta bidang tanah telah terdaftar dan 97 juta bidang telah bersertipikat.
- Memprioritaskan perlindungan tanah wakaf dan aset sosial-keagamaan: Kementerian ATR/BPN turut memprioritaskan perlindungan tanah wakaf dan aset sosial-keagamaan. Total 278.689 bidang tanah wakaf kini telah terdaftar dengan luas mencapai 26.865,67 hektare (ha).
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Ossy Dermawan menilai, satu tahun kepemimpinan Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka merupakan fondasi untuk pemerataan kesejahteraan.
Ossy menyebut, satu tahun usia pemerintahan Prabowo ini jadi momentum penting dalam memastikan pengelolaan agraria dan tata ruang menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan rakyat.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Kementerian ATR/BPN bekerja untuk memastikan tanah dan ruang menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan rakyat. Setahun ini menjadi fondasi penting untuk melangkah lebih cepat dan lebih kuat demi menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Ossy dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).
1. Pencapaian Kementerian ATR/BPN setahun terakhir

Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) terus menjadi tulang punggung kepastian hukum pertanahan. Hingga Oktober 2025, tercatat 123,3 juta bidang tanah telah terdaftar dan 97 juta bidang telah bersertipikat.
Dalam setahun terakhir, capaian pendaftaran tanah mencapai 4 juta bidang, di mana 2,69 juta bidang, di antaranya telah disertifikasi. Hasil ini juga memberi kontribusi ekonomi bagi negara melalui Total Penambahan Nilai Ekonomi (Economic Value Added) hingga Rp1.021,95 triliun.
“Kepastian hukum atas tanah merupakan fondasi ekonomi rakyat. Ketika tanah bersertipikat, nilai aset meningkat, akses pembiayaan terbuka, dan roda ekonomi lokal bergerak,” ujar Wamen Ossy.
Transformasi digital juga terus diperkuat, dengan penerbitan 6,1 juta sertipikat elektronik hingga Oktober 2025, yang meningkat pesat dari 639 ribu sertipikat pada tahun sebelumnya.
2. Memprioritaskan perlindungan tanah wakaf dan aset sosial-keagamaan

Kementerian ATR/BPN turut memprioritaskan perlindungan tanah wakaf dan aset sosial-keagamaan. Total 278.689 bidang tanah wakaf kini telah terdaftar dengan luas mencapai 26.865,67 hektare (ha). Dalam kurun setahun terakhir, jumlah pendaftaran meningkat sekitar 16.600 bidang. Upaya ini memastikan aset sosial-keagamaan memiliki kepastian hukum dan terlindungi.
Program Reforma Agraria yang menjadi agenda strategis nasional juga menunjukkan hasil progresif. Redistribusi tanah sebanyak 1,64 juta bidang dengan luas 879.942 ha telah memberikan manfaat langsung bagi 496 ribu kepala keluarga di berbagai daerah.
“Reforma Agraria berfungsi untuk menata ulang struktur penguasaan dan pemanfaatan tanah agar lebih berkeadilan. Kami ingin rakyat kecil punya akses terhadap tanah dan berkesempatan untuk maju,” tutur Ossy.
3. Setahun terakhir, sebanyak 140 pelaku mafia tanah telah diproses hukum

Sementara, sepanjang 2025, Kementerian ATR/BPN berhasil menyelesaikan 3.019 kasus pertanahan. Penindakan mafia tanah makin gencar. Setahun terakhir, sebanyak 140 pelaku mafia tanah telah diproses hukum, di mana 130,7 juta meter persegi tanah dan potensi kerugian negara senilai Rp9,4 triliun berhasil diselamatkan.
Ossy mengatakan, seluruh capaian ini menjadi bagian dari agenda besar Kementerian ATR/BPN Maju yang berfokus pada digitalisasi layanan, penguatan tata ruang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta penyelesaian kasus pertanahan secara berkeadilan.
“Satu tahun ini adalah fondasi. Kami membangun sistem, budaya kerja, dan tata kelola yang semakin berorientasi pada hasil dan pelayanan publik,” ujar Ossy.